Bidikutama.com – Menurunnya akreditasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menimbulkan polemik di kalangan mahasiswa. Melalui akun Instagram (IG) @untirtaofficial, Untirta memberikan klarifikasi terkait menurunnya predikat akreditasi pada laman Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Senin (25/12). (27/12)
Sebelas poin penting yang disampaikan terkait informasi akreditasi, yaitu :
- Untirta mencapai status A dengan instrumen lama tahun 2018 (7 standar) dengan nilai 361.
- Berlakunya instrumen baru (9 kriteria) memerlukan konversi.
- Langkah yang diambil melalui Instrumen Suplemen Konversi (ISK) karena reakreditasi tidak bisa pada status A.
- ISK melibatkan pengisian komponen berdasarkan data valid di PD DIKTI.
- Pembukaan prodi-prodi baru di lingkungan Untirta menjadi pembagi otomatis di mesin portal PD Dikti dalam ISK
- Permendikbudristek 53 Tahun 2023 memberikan masa transisi 2 tahun.
- Perguruan Tinggi dan Program Studi diberikan kesempatan reakreditasi dengan instrumen lama.
- Beberapa prodi belum terhitung karena belum muncul/terakses di PDDIKTI.
- Capaian status A dengan skor 361 tetap terakreditasi, namun diberikan status B (instrumen lama) melalui proses ISK secara otomatis oleh mesin komputer.
- Masih ada kesempatan reakreditasi dengan sistem lama 9 standar dari B ke Unggul selama masa transisi pemberlakuan Permendikbud No. 53 Tahun 2023 sampai dengan Desember 2024.
- Saat Pemberlakuan penuh Permendikbud No. 53 Tahun 2023 untuk akreditasi perguruan tinggi oleh BAN PT, hanya ada dua type hasil akreditasi, yaitu: Terakreditasi dan Tidak Terakreditasi
Muhammad Nur Alhadi, Mahasiswa akhir Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), merasa kecewa dengan kabar tersebut.
“Sebagai mahasiswa semester akhir yang hanya tinggal menyusun tugas akhir skripsi, tentu sangat kecewa dan menyayangkan kabar yang beredar mengenai turunnya akreditasi,” ungkapnya.
Alhadi menyayangkan kecerobohan kampus dalam re-akreditasi. Padahal, banyak prodi yang berjuang melibatkan mahasiswanya untuk menaikkan akreditasi sampai unggul.
Alhadi mengaku bahwa unggahan oleh akun Instagram tersebut, sama sekali tidak mengubah pandangannya. Malah semakin terlihat bahwa pihak jajaran kampus seolah-olah “cuci tangan” dengan perubahan penilaian indikator re-akreditasi.
“Intinya akreditasi B itu bukan hoax, itu real by data di BAN-PT jadi akui saja dan cepat berbenah!” ucap Alhadi.
Seorang mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan angkatan 2023 yang enggan disebutkan namanya juga mengutarakan bahwa pada kenyataannya akreditasi sudah menurun.
“Kenyataannya memang akreditasinya jadi B. Klarifikasi seperti apapun ya tetap B,” ungkapnya.
Sama seperti Alhadi, mahasiswa tersebut mengaku bahwa unggahan klarifikasi tidak mengubah pandangannya, yang dibutuhkan hanya tanggung jawab kampus.
“Sama-sama enggak bakal merubah apapun kan? Jadi ya sudah, yang penting pihak kampus mau bertanggung jawab untuk semua pertanyaan-pertanyaan mahasiswanya,” ucapnya.
Terakhir, ia berharap semoga pimpinan dan pengurus Untirta lebih teliti lagi, karena mahasiswa akan berdampak dari menurunnya akreditasi ini.
“Jangan terlalu berambisi mendapatkan hal baru, tetapi hal yang lama dan jelas lebih penting malah terabaikan,” harapnya.
Reporter : Ragil/BU
Penulis : Putri Shelvi/BU
Editor : Ardhillah/BU
Ia sih akreditasi kampus sangat penting ….anakku alhamdulillah masih bisa lulus ketika akreditas kampus A dan mempermudah dalam dunia kerja
Hanya mengejar materi tanpa peduli kwalitas