Bidikutama.com – Semester Pendek (SP) Program Studi (Prodi) Manajemen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) ditiadakan. Imbasnya, sebanyak 56 mahasiswa Prodi Manajemen Untirta tidak dapat mengikuti SP. (22/7)
Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen, Ruben Rabbani menjelaskan bahwa SP ditiadakan karena tidak memenuhi kuota yang dibutuhkan.
“Kami berikan data kepada jurusan dan follow up terus-menerus, pada akhirnya keterangan yang diberikan jurusan adalah dari data yang kami berikan tidak ada yang memenuhi persyaratan SP, yaitu minimal 10 individu per mata kuliah dan masa pendaftaran SP sudah berlalu,” jelas Ruben.
Ia pun menjelaskan bahwa sebelumnya HMJ Manajemen telah mendapat keterangan dari Wakil Dekan (WD) I FEB terkait hasil audiensi dengan Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) FEB bahwa SP akan dilaksanakan dan diserahkan ke pihak jurusan masing-masing dan HMJ manajemen sudah mendata mahasiswa yang akan mengikuti SP.
“Namun pada saat masa SP, Prodi Manajemen ternyata tidak membuka pendaftaran, lalu kami mengonfirmasi kepada Kepala Jurusan (Kajur) dan Sekretaris Jurusan (Sekjur) dan jawabannya dari bidang I belum memberi informasi ke jurusan,” lanjutnya.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Untirta, Ruli, membeberkan hasil audiensi.
“Berdasarkan hasil audiensi dari data-data mahasiswa yang mengikuti SP, tiga Prodi disetujui untuk melakukan SP, yakni Prodi Akuntansi, Manajemen, dan Ekonomi Syariah, sedangkan Prodi Ekonomi Pembangunan ditiadakan karena tidak memenuhi kuota,” tuturnya.
Ia pun melanjutkan bahwa pelaksanaan SP dikembalikan kepada kebijakan dari Jurusan.
“Setelah BEM menyuarakan untuk mengadakan untuk SP, BEM tidak bisa mengutak-atik secara mendalam kebijakan setiap jurusan,” jelasnya.
Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Khoirul, turut memberikan tanggapannya terkait permasalahan SP tersebut. Ia mengungkapkan kekecewaan nya terkait SP yang ditiadakan tersebut.
“Sangat mengecewakan sih menurut saya karena dari peminatnya yang banyak kenapa tidak diperpanjang, cuma saya juga menghargai dengan keputusan tersebut mungkin ada hal lain yang tidak bisa dipaksakan, sehingga tidak diperpanjang masa SP tersebut,” ungkapnya.
“Dari pihak Hima dan BEM FEB harus lebih cepat menginformasikan atau selangkah lebih maju dalam mengingatkan dosen yang terkait untuk menyelenggarakan adanya SP ini, agar kita enggak ketinggalan masa periode SP lagi, jadi para dosen juga bisa mendiskusikan ini lebih matang,” harapnya.
Reporter : Fauzan/BU
Penulis : Putri P, /BU
Editor : Adi/BU