Bidikutama.com – Virus Monkeypox (Mpox), atau yang lebih dikenal sebagai cacar monyet, adalah salah satu jenis virus cacar, seperti cacar air dan cacar sapi. Virus ini ditandai dengan munculnya ruam diikuti benjolan pada kulit dan telah menarik perhatian serius banyak pihak, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkannya sebagai darurat kesehatan global. Banyak orang, termasuk sivitas akademika Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), merasa khawatir akan penyebaran virus ini karena dapat menular dengan cepat melalui kontak langsung maupun tidak langsung, termasuk hubungan seksual. Kamis (29/8)
Menanggapi merebaknya wabah Mpox, Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Untirta, Eli Amaliyah, mengungkapkan bahwa virus Mpox merupakan ancaman serius dan darurat karena penyakit ini dapat menular dengan cepat dan menimbulkan kematian.
“Dikatakan darurat karena penyakit ini sangat menular dengan cepat hampir sama dengan Covid-19. Cacar monyet disebabkan oleh virus yang berasal dari hewan,” ungkap Eli.
Eli menjelaskan bahwa virus Mpox dapat menimbulkan gejala khusus, seperti flu, sakit kepala, badan linu, dan bintik-bintik merah di kulit. Virus ini dapat menular kepada orang lain melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Ia juga menambahkan bahwa vaksinasi untuk mencegah Mpox sedang dalam proses pengiriman ke Indonesia, tetapi penderita dengan daya tahan tubuh yang kuat biasanya akan sembuh dengan sendirinya. Namun, jika gejala yang dialami cukup parah, sebaiknya segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
“Ketika sedang mengalami gejala yang hebat maka harus cepat memeriksakan diri ke dokter atau ke tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan obat bersifat asimtomatik dan anti virus. Supaya mengurangi gejala-gejala yang dirasakannya,” ujar Eli.
Eli menambahkan bahwa langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh institusi untuk mencegah penularan virus ini meliputi memberikan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat.
“Karena Prodi Keperawatan FKIK Untirta, dapat memberikan pendidikan kesehatan atau sosialisasi yang ditujukan kepada individu yang terkena cacar monyet, yaitu dengan makan makanan yang bergizi, pergi ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan obat, stay at home untuk pencegahan penularan kepada orang lain, kemudian jangan memencet gelembung pada kulit yang akan menimbulkan bekas-bekas warna hitam terutama pada wajah dan jaga perawatan dengan mandi menggunakan sabun antiseptik kemudian berikan bedak caladine untuk mengurangi gatal-gatal pada tubuhnya,” jelas Eli.
Mahasiswi Program Studi (Prodi) Gizi, Aura Hawa Arbila, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap virus ini, yang penyebarannya bisa terjadi melalui droplet dari benda-benda yang terkontaminasi.
“Karena penyebarannya bisa melalui droplet dan benda yang terkontaminasi jadi khawatir lingkungan sekitar terkontaminasi juga termasuk meja, kursi, toilet. Apalagi sudah ada 88 kasus teridentifikasi Mpox di Indonesia dan salah satunya ada di Banten,” ungkap Aura.
Selaras dengan Aura, mahasiswi Prodi Kedokteran, Varisa Nadya Azzahra, juga mengungkapkan kekhawatirannya dan menyatakan bahwa pihak kampus belum memberikan informasi yang memadai mengenai virus Mpox.
“Belum cukup, bahkan tidak pernah dengar,” ujar Nadya.
Nadya juga berharap agar vaksin segera tersedia, pemerintah dapat segera mengambil kebijakan yang tepat, dan pihak kampus memberikan informasi serta menyediakan tempat untuk sterilisasi.
“Semoga sudah ada vaksin yang aman, dari pemerintah bisa segera memberi kebijakan dan informasi, dari pihak kampus bisa lebih banyak menyediakan sterilisasi dan lain-lain dan memperbanyak informasi agar semua orang bisa aware,” harap Nadya.
Reporter : Hanif/BU
Penulis : Rizqy/BU
Editor : Adzika/BU