Bidikutama.com ー Sobat Bidik, apa kabar nih? Sebelum perkuliahan semester baru akan dimulai, sepertinya kita perlu refleksi diri terlebih dahulu agar terhindar dari yang namanya Low Effort Syndrome. Namun, sebenarnya apa itu Low Effort Syndrome?
Dilansir dari Ensipedia, Low Effort Syndrome banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari lho. Kamu pasti pernah menemukan kejadian seperti ini:
“Enggak perlu bagus! Yang penting selesai.”
Saat melihat teman lebih rajin, “ambis banget, sih, lo!”
Lalu, saat nilainya jelek akan mencari kambing hitam, “ujiannya susah banget, guru enggak ngasih kisi-kisi lagi.”
Kejadian di atas adalah contoh Low Effort Syndrome, sebuah konsep kerja dengan usaha seminimal mungkin ala kadarnya yang penting selesai.
Penyakit ini sering menjangkit para pelajar dan pekerja. Low Effort Syndrome berkaitan erat dengan Fixed Mindset, yaitu orang-orang dengan pola pikir bahwa semua hal baru dapat dikerjakan jika berbakat. Padahal, Albert Einstein pernah berkata “Saya tidak memiliki bakat khusus. Saya hanya ingin tahu.”
Lantas, apa sih penyebab terbentuknya Low Effort Syndrome? Faktor eksternal penyebab terbentuknya Low Effort Syndrome adalah adanya Crab Mentality atau “Mentalitas Kepiting”, yaitu sebuah bentuk mekanisme pertahanan harga diri yang tidak ingin dipandang buruk juga tidak ingin merubah diri.
Awalnya, mereka dengan mentalitas kepiting akan menarik orang lain dalam lingkaran setan tersebut, sehingga orang-orang awalnya bekerja dengan kompetitif merasa terpengaruh dan ikut terjangkit.
Apa ada hal yang bisa Sobat Bidik lakukan? Ada! Caranya adalah jangan pedulikan ucapan-ucapan tersebut. Tetap fokus dan kerjakan tugas sebaik mungkin, sebab Low Effort Syndrome akan menjadi penghambat bagi masa depanmu.
Nah gimana? Apa Sobat Bidik mempunyai sifat Low Effort Syndrome dan masih mau memiliki sifat tersebut? Duh, pasti enggak lah ya. Yuk, sama-sama berubah ke arah yang lebih baik.
Penulis : Fauzan/BU
Editor : Hafidzha/BU