• Kontak
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Senin, 6 Februari 2023
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
SUBSCRIBE
BidikUtama.com
  • Beranda
  • Berita Mahasiswa
  • Sudah Tahukah?
  • Akademik
    • Opini
  • Inspirasi
    • Sosok
    • Usaha Mahasiswa
  • Jalan-Jalan
  • Beranda
  • Berita Mahasiswa
  • Sudah Tahukah?
  • Akademik
    • Opini
  • Inspirasi
    • Sosok
    • Usaha Mahasiswa
  • Jalan-Jalan
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
BidikUtama.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Berita Mahasiswa
  • Sudah Tahukah?
  • Akademik
  • Inspirasi
  • Jalan-Jalan
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
Beranda Jalan-Jalan

Turun Temurun Melestarikan Wayang Garing

23 Agu. 2014
pada Jalan-Jalan
1
Turun Temurun Melestarikan Wayang Garing

Bapak Kajali saat menjadi dalang di pertunjukan Wayang Garing.

137
DILIHAT
Bagikan

Bidikutama.com – Banten merupakan wilayah dengan sejuta potensi, sejuta keindahan dan sejuta ragam. Segala keunikan yang Banten miliki membuatnya berbeda dari wilayah-wilayah lain di Indonesia. Salah satu kekhasan yang dimiliki Banten adalah kebudayaan Wayangnya, yaitu Wayang Garing yang merupakan jenis wayang asli Banten.

“Wayang garing adalah wayang kulit, dinamakan garing karena tidak ada gamelan tidak ada pesinden karena itu dia main seorang diri” Ujar Gita (22) Mahasiswa Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung. Saat ini, jumlah pendalang Wayang Garing tidak tersisa banyak, salah satunya adalah Kajali yang tinggal di Desa Mandaya, Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang.

Menurut warga sekitar desa Mandaya, Kajali menekuni profesinya sebagai Pendalang Wayang Garing sudah sangat lama sekali, “Kayanya sebelum saya lahir pun, pak jali udah ngewayang.” Ujar warga saat dimintai keterangan mengenai bapak Kajali. Selain itu, Bapak yang setiap harinya mementaskan Wayang Garing dari satu tempat ke tempat lainnya ini merupakan pendalang turun temurun. “Bapak itu bisa dibilang pewayang Turun Temurun, bapak dapat ilmu ngewayang dari orangtuanya karena orangtuanya dulu pun pewayang.” Ujar Afendi, anak kandung dari Kajali.

Berkat kepiawaiannya bermain Wayang Garing, tidak jarang Kajali diminta untuk mengisi acara-acara tertentu. Bahkan akhir-akhir ini, Kajali kerap diangkat oleh beberapa media yang ingin mengangkat tema Wayang Garing. “dulu bapak pernah di datengin sama salah satu perguruan tinggi negeri dari Bandung, beberapa dari media swasta, bahkan pada akhir tahun 2013 kemarin ada televisi swasta yang ngeliput bapak main Wayang.” Ujar Afendi sambil memperlihatkan beberapa kenang-kenangan dari institusi terkait.

Meskipun demikian, bukan berarti kehidupan bapak berusia 57 tahun ini bisa dikatakan layak. Gita yang sempat memperlihatkan film buatannya tentang Kajali, menceritakan bagaimana kehidupan sang pendalang tersebut. Kondisi rumah yang masih banyak bocor, penghasilan yang tidak menentu, apalagi harus berbicara tentang perhatian dari pemerintah. Film yang melibatkan banyak pihak tidak terkecuali kaum pelajar ini Gita buat tidak hanya untuk menceritakan kehidupan sang dalang, tetapi juga agar bisa ikut menjaga dan melestarikan kebudayaan Wayang Garing. “Saya ingin mencoba ikut melestarikan dan memperkenalkan wayang garing dengan melibatkan anak sekolah jadi audiens sehingga ada perkenalan dan apresiasi anak sekolah sehinggga saya harap bisa ikut melestarikannya.”

Terakhir, Mahasiswa semester 7 ini memberikan saran kepada masyarakat Banten agar lebih peka terhadap kebudayaan, “Harus peka terhadap kesenian karena kesenian adalah identitas kita.” Ujarnya (Magang/BU)

Tag: wayang garing #wayang #budaya #banten
KirimBagikanTweetBagikan
Pos Sebelumnya

Bahaya Tidur di Sore Hari

Pos Selanjutnya

Atasi Mata Lelah Akibat Layar Komputer

BERITA TERKAIT

6 Rekomendasi Kafe di Serang, Wajib Masuk Daftar Favoritmu!

6 Rekomendasi Kafe di Serang, Wajib Masuk Daftar Favoritmu!

22 Mei. 2021
317
5 Destinasi Wisata Akhir Tahun yang Pas di Kantong Mahasiswa

5 Destinasi Wisata Akhir Tahun yang Pas di Kantong Mahasiswa

31 Des. 2019
874
Pos Selanjutnya
Atasi Mata Lelah Akibat Layar Komputer

Atasi Mata Lelah Akibat Layar Komputer

Komentar 1

  1. Hosting says:
    6 tahun yang lalu

    Dalam budaya cirebon tidak hanya dikenal satu gaya pedalangan saja, namun banyak sekali gaya-gaya pedalangan lokal yang ada di Cirebon biasanya mengikuti tanah budayanya masing-masing. Gaya pedalangan lokal ini terpusat di desa-desa atau tanah-tanah budaya yang masih teguh memegang adat istiadat setempat dimana para dalangnya kebanyakan berasal dari keluarga yang turun-temurun mewariskan keahlian pedalangannya kepada anak-anaknya baik laki-laki maupun perempuan.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Rekomendasi

Pilkada DPRD dan Sistem Partitokrasi

Pilkada DPRD dan Sistem Partitokrasi

23 Okt. 2014
31
KBM Faperta Gelar Aksi Koin Peduli Petani

KBM Faperta Gelar Aksi Koin Peduli Petani

12 Sep. 2014
19

Berita Populer

Bangga! Untirta Naik 30 Peringkat dalam Webometrics Rank

Bangga! Untirta Naik 30 Peringkat dalam Webometrics Rank

2 Feb. 2023
72
Pendaftaran Program PERMATA-SARI Dibuka, Catat Tanggalnya!

Pendaftaran Program PERMATA-SARI Dibuka, Catat Tanggalnya!

30 Jan. 2023
54
Jadwal Pemilihan Rektor Periode 2023-2027 Diresmikan

Jadwal Pemilihan Rektor Periode 2023-2027 Diresmikan

1 Feb. 2023
38

Siapkan Berkas! Pendaftaran IISMA 2023 Sudah di Depan Mata

29 Jan. 2023
63
Simak! Begini Serba-serbi Harapan Mahasiswa untuk BEM KBM

Simak! Begini Serba-serbi Harapan Mahasiswa untuk BEM KBM

8 Jun. 2020
2k
Perhatian! Batas Akhir Pengisian KRS Diperpanjang

Perhatian! Batas Akhir Pengisian KRS Diperpanjang

1 Feb. 2023
29

Komentar Terkini

  • Muhamad Nuryana pada KKM Desa Cipedang Atasi Masalah Pertanian Melalui Penyuluhan
  • Salam pada Mengenal Metaverse, Konsep Dunia Digital Masa Depan yang Canggih
  • aun pada MPM Untirta: Pemira Ulang FKIP Inkonstitusional
  • Firmansyah Ismail pada Mahasiswa Kupu-kupu VS Mahasiswa Kura-kura
  • Ita Mulyati pada Beasiswa Unggulan Dibuka, Cek Persyaratannya!
rekonnekt.studio rekonnekt.studio rekonnekt.studio
IKLAN

BidikUtama.com

Redaksi Bidik Utama menerima karya berupa cerpen, opini, dan resensi. Karya disertai identitas pengirim berupa nama dan asal instansi/Universitas. Karya yang telah masuk menjadi milik redaksi. Dikirim melalui email ke redaksi@bidikutama.com

Kategori

  • Akademik
  • Berita Mahasiswa
  • FKIP
  • Inspirasi
  • Jalan-Jalan
  • Karya Mahasiswa
  • Opini
  • Sosok
  • Suara Kita
  • Sudah Tahukah?
  • Tentang Bidik Utama
  • Usaha Mahasiswa
  • Kontak
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber

© Bidik Utama. Hak Cipta dilindungi undang-undang. ❤️ by Rekonnekt Studio

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Berita Mahasiswa
  • Sudah Tahukah?
  • Akademik
    • Opini
  • Inspirasi
    • Sosok
    • Usaha Mahasiswa
  • Jalan-Jalan

© Bidik Utama. Hak Cipta dilindungi undang-undang. ❤️ by Rekonnekt Studio