Bidikutama.com – Novel “Gadis Kretek” karya Ratih Kumala ini akan diadaptasi ke dalam bentuk serial di aplikasi streaming berbayar Netflix secara global dengan judul yang sama. Novel ini berisikan 247 halaman yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Gadis Kretek mengisahkan tentang kombinasi tragedi dan romansa, dengan kisah cinta antara Raja dan Jeng Yah menjadi fokus utama dalam novel ini. Pak Raja sangat terpesona oleh kretek yang diproduksi oleh perempuan itu. (24/8)
Menceritakan tentang pencarian 3 orang anak pewaris pabrik kretek terbesar dari Kudus yang bernama Kretek Djagat Raja dengan Jeng Yah, nama yang sering disebut-disebut Soeraja yang merupakan Romo mereka ketika sekarat. Tiga putra Soeraja percaya bahwa pembicaraan terakhir ayah mereka adalah permintaan yang harus dipenuhi. Lebas, si putra bungsu, mulai menyusun informasi dari percakapan terakhir sang Romo, yang telah mulai kehilangan ingatannya. Lebas berhasil menggali petunjuk mengenai keberadaan terakhir Jeng Yah.
Mencari Jeng Yah seperti mengikuti jejak masa lalu yang mengungkapkan segala rahasia bisnis dan keluarga, termasuk kisah asmara Romo mereka dengan pemilik lidah Roro Mendhut, yang juga dikenal sebagai pemilik Kretek Gadis, merek kretek lokal yang terkenal di Kota M pada era itu. Gadis Kretek tidak hanya mengeksplorasi romansa Soeraja dan Jeng Yah, namun juga menghadirkan latar belakang yang kental dengan budaya Jawa seperti kota M, Kudus, dan beberapa wilayah lain di Jawa Tengah selama periode penjajahan Jepang hingga pemberontakan PKI. Ini mengajak pembaca dalam petualangan sejarah dan industri kretek di Indonesia. Novel ini terdiri dari 15 bab, dimulai dengan kesehatan yang memburuk dari tokoh legendaris, Pak Soeraja, yang sekarang dalam kondisi sekarat. Yang menemaninya bukanlah istri sejatinya, tetapi Jeng Yah, seorang nama yang telah lama terlupakan.
Alur yang digunakan adalah alur maju-mundur sehingga pembaca akan memahami kisah-kisah yang melatarbelakangi kejadian pencarian Jeng Yah. Alur cerita yang maju mengeksplorasi perjalanan pencarian Jeng Yah oleh ketiga anak Soeraja. Meskipun memiliki sedikit informasi tentang keberadaan Jeng Yah, perjalanan mereka tidaklah mudah. Meskipun mereka saudara, Lebas (anak ketiga) dan Tegar (anak pertama) seringkali memiliki perbedaan pendapat yang menyebabkan pertengkaran. Karim (anak kedua) merasa kesulitan untuk menjadi penengah di antara mereka. Konflik ini cukup menghambat perjalanan mereka ke Jawa dalam pencarian Jeng Yah. Di sisi lain, alur cerita yang mundur membawa kita lebih dalam ke dalam perjalanan generasi pertama dan kedua dalam membangun bisnis rokok.
Harap diingat bahwa novel ini secara keseluruhan mengisahkan tiga generasi dari dua keluarga yang berselisih di Kota M. Perselisihan ini berakar pada dua hal: kretek dan cinta. Awalnya, kisah dimulai dengan persaingan generasi pertama, yaitu Idroes Moeria dan Soejagad, yang bersaing baik dalam merebut gadis yang mereka cintai maupun dalam bisnis kretek selama masa penjajahan Belanda-Jepang. Kemudian, cerita berlanjut ke generasi kedua, melibatkan Dasiyah, Soeraja, dan Purwanti, yang hidup di masa G30S PKI. Akhirnya, cerita mencapai generasi ketiga yang mengungkapkan persaingan keluarga mereka dengan cara yang menurut pembaca lebih bijak dan elegan daripada dramatis. Mengikat tiga generasi keluarga dalam sebuah cerita yang menarik sambil mempertahankan ritme yang membuat pembaca penasaran dengan konfliknya tidaklah mudah. Namun, cerita ini berhasil diselesaikan dengan baik, dengan plot twist yang membuat pembaca akan terkejut.
Tokoh dan karakter dalam novel ini tidak digambarkan secara tegas sebagai protagonis atau antagonis. Setiap karakter memiliki sisi baik dan buruknya masing-masing, seolah-olah ingin menunjukkan bahwa manusia tidak pernah sepenuhnya sempurna; ada baik dan buruk dalam diri mereka. Namun, di antara semua karakter, keluarga Gadis Kretek, terutama ayah dan ibunya, Idroes Moeria dan Roemaisa, sangat menarik perhatian pembaca.
Ilustrasi-ilustrasi kemasan kretek yang dikeluarkan oleh kedua pabrik yang bersaingan (Pabrik Idroes Moriea dan Pabrik Soejagat) juga menarik perhatian bagi pembaca. Karena ilustrasi pada kemasan ini sangat unik dan membantu pembaca untuk dengan mudah membayangkan tampilan kemasannya.
Penulis : Renal/BU
Editor : Uswa/BU