Bidikutama.com – Bahasa Indonesia merupakan salah satu identitas bangsa yang patut dibanggakan. Sebagai bahasa pemersatu di negara dengan keragaman budaya, suku, dan agama yang sangat banyak, bahasa Indonesia telah berhasil menjadi alat komunikasi yang efektif di berbagai lapisan masyarakat. Rabu (18/12)
Inisiatif pemerintah untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa resmi United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) adalah langkah besar yang sudah sepatutnya didukung. Namun, pencapaian tujuan ini memerlukan upaya bersama dan strategi yang terencana dengan baik.
Dengan populasi besar dan posisi strategis Indonesia di kawasan Asia Tenggara, bahasa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi salah satu bahasa internasional yang berpengaruh. Selain itu, bahasa Indonesia mencerminkan kekayaan budaya bangsa. Berbagai karya sastra, seni, dan tradisi yang menggunakan bahasa ini menjadi bagian penting dari warisan budaya dunia.
Dengan menjadi bahasa resmi UNESCO, bahasa Indonesia tidak hanya akan mendapatkan pengakuan global, tetapi juga dapat membantu memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ke dunia internasional. Hal ini sejalan dengan misi UNESCO untuk mempromosikan keberagaman budaya dan linguistik.
Meskipun memiliki banyak keunggulan, inisiatif ini bukan berarti tidak memiliki tantangan. Salah satu hambatan utama adalah kurangnya penutur bahasa Indonesia di luar negeri. Berbeda dengan bahasa Inggris, Spanyol, atau Mandarin, bahasa Indonesia belum banyak diajarkan sebagai bahasa asing di sekolah atau universitas internasional.
Oleh karena itu, diperlukan program yang lebih intensif untuk mempromosikan pembelajaran bahasa Indonesia di luar negeri, termasuk melalui kerja sama dengan lembaga pendidikan dan pendirian pusat-pusat kebudayaan Indonesia.
Tantangan lainnya adalah minimnya literasi internasional dalam bahasa Indonesia. Karya sastra, dokumen ilmiah, dan publikasi lainnya yang menggunakan bahasa Indonesia belum banyak diterjemahkan ke dalam bahasa lain.
Hal ini membuat kontribusi bahasa Indonesia terhadap pengetahuan global belum sepenuhnya terlihat. Maka dari itu, pemerintah dan para akademisi perlu memperluas upaya penerjemahan karya-karya penting berbahasa Indonesia ke dalam bahasa asing.
Selanjutnya, keterbatasan infrastruktur dan pembiayaan juga menjadi kendala. Untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi UNESCO memerlukan investasi besar, baik dalam bentuk pelatihan tenaga pengajar, promosi budaya, maupun pengadaan materi pembelajaran. Dalam hal ini, diperlukan dukungan dari berbagai pihak.
Langkah awal yang perlu diambil adalah memperluas jaringan diplomasi budaya. Pemerintah dapat bekerja sama dengan negara-negara sahabat untuk mempromosikan bahasa Indonesia sebagai bagian dari hubungan diplomatik. Pendirian pusat-pusat kebudayaan Indonesia di luar negeri dapat memperkenalkan bahasa dan budaya Indonesia secara lebih luas.
Peningkatan kualitas dan kuantitas pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing (BIPA) juga perlu diperluas cakupannya, baik melalui penambahan tenaga pengajar profesional maupun pengembangan kurikulum yang menarik dan relevan.
Selain itu, yang terpenting di masa sekarang adalah perlu dilakukannya digitalisasi materi pembelajaran bahasa Indonesia. Pemanfaatan platform digital seperti aplikasi, media sosial, dan kursus daring dapat menjadi cara efektif untuk menjangkau audiens global.
Terakhir, meningkatkan penerjemahan karya-karya berbahasa Indonesia ke dalam bahasa asing. Karya sastra, artikel ilmiah, dan dokumen budaya lainnya yang ditulis dalam bahasa Indonesia perlu diterjemahkan secara profesional agar dapat diakses oleh masyarakat internasional. Ini tidak hanya memperkenalkan bahasa Indonesia, tetapi juga menunjukkan kontribusi intelektual Indonesia di tingkat dunia.
Menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi UNESCO akan memberikan berbagai manfaat, pengakuan ini akan meningkatkan kebanggaan nasional dan memperkuat posisi diplomasi budaya di tingkat global.
Penulis : Yusuf Adam Danendra/Mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta
Editor : Raffa/BU