Bidikutama.com – Jalan kaki merupakan aktivitas sederhana yang sering dianggap sepele, ternyata memiliki sejarah panjang dan manfaat yang luar biasa bagi tubuh dan jiwa. Dari masa prasejarah hingga era modern, berjalan kaki telah menjadi bagian integral dari kehidupan manusia. Minggu (18/5)
Dilansir dari nationalgeographic.id, sejak 3,7 juta tahun lalu nenek moyang manusia telah berjalan tegak, sebagaimana dibuktikan oleh jejak kaki Australopithecus afarensis yang ditemukan di Laetoli, Tanzania. Aktivitas berjalan kaki ini menjadi sarana utama mobilitas manusia sebelum ditemukannya roda sekitar 3500 Sebelum Masehi (SM).
Dalam peradaban Mesir kuno dan Yunani, jalan kaki bukan sekadar kegiatan sehari-hari, tetapi juga bagian dari pendidikan dan latihan mental. Filsuf-filsuf besar seperti Aristoteles, bahkan dikenal sebagai “Peripatetik” istilah yang muncul karena mereka mengajar sambil berjalan kaki di sekitar sekolah.
Memasuki Abad Pertengahan, jalan kaki menjadi kegiatan utama para peziarah lintas negara yang menempuh ribuan kilometer demi tujuan spiritual. Fenomena ini menggarisbawahi bahwa jalan kaki memiliki makna lebih dari sekadar transportasi yaitu menjadi bentuk refleksi dan pencarian makna hidup.
Baru pada abad ke-19, jalan kaki mulai dipandang sebagai bentuk olahraga dan rekreasi, seperti di Inggris yang melahirkan istilah “pedestrianism” yaitu kompetisi berjalan kaki yang menjadi tontonan publik dan cikal bakal olahraga atletik modern. Angka 10.000 langkah per hari sering dijadikan patokan untuk gaya hidup sehat namun, angka ini berasal dari kampanye pemasaran pedometer “Manpo-kei” di Jepang menjelang Olimpiade Tokyo 1964, bukan dari penelitian ilmiah.
Beberapa studi menyatakan bahwa sekitar 6.000-8.000 langkah per hari sudah cukup untuk mendapatkan manfaat dari jalan kaki, seperti penurunan risiko demensia, penyakit jantung, peningkatan kesehatan mental, dan pastinya peningkatan massa otot. Sebuah ungkapan kuno menyatakan, “di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat” memiliki arti bahwa olahraga bukan hanya sekadar menjaga kapabilitas fisik, tetapi juga menjaga kejiwaan kita supaya kita tetap termotivasi dalam menjalani hidup.
Penulis : Rhamaditya/BU
Editor : Raffa/BU