Bidikutama.com – Aliansi mahasiswa Banten dan buruh tani menggelar aksi unjuk rasa pada Rabu (16/10) di lampu merah Ciceri. Aksi tersebut mencerminkan akumulasi kekecewaan masyarakat Banten atas sepuluh tahun kepemimpinan Jokowi yang dianggap merugikan rakyat. Kamis (17/10)
Kevin, selaku koordinator lapangan, menjelaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk protes terhadap kebijakan-kebijakan yang dianggap merugikan rakyat.
“Jokowi banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan anti rakyat. Contohnya pembangunan serat agis nasional, bank tanah, fleksibilitas tenaga kerja yang makin masif, bahkan di dunia pendidikan yang mana biaya uang tunggal kuliah semakin mahal tidak adanya kepastian kerja bagi pemuda,” ujarnya.
Isu yang diangkat dalam aksi ini adalah tuntutan untuk mengadili Jokowi dan ketidakpercayaan terhadap Prabowo. Mengingat pada tanggal 20 Oktober akan terjadi transisi atau pelantikan kepemimpinan baru di Indonesia, aksi ini menegaskan bahwa hal tersebut bukan sekadar pergantian kekuasaan, tetapi juga kelanjutan dari penindasan terhadap rakyat.
“Program-program Jokowi telah membuka keran bagi investasi asing, yang menunjukkan keberpihakannya. Kami khawatir bahwa kepemimpinan Prabowo yang akan datang akan meneruskan pola yang sama dengan pernyataannya tentang keberlanjutan program,” tuturnya.
Gumelar Saktiana, Aliansi Cisteri, mengungkapkan bahwa aksi unjuk rasa tersebut turut dihadiri oleh polisi yang bertugas mengawasi para demonstran. Namun, tindakan represif yang dilakukan polisi selama aksi menunjukkan ketidakmampuan mereka dalam menjalankan tugas sebagai pengayom masyarakat.
“Kita bisa melihat bersama-sama di lapangan bahwa ketika kami mencoba melakukan manuver atau mengubah arah jalan, kami justru dipukul mundur oleh polisi. Oleh karena itu, tindakan polisi yang mengawal aksi ini menunjukkan bahwa mereka tidak menjalankan tugas dengan baik,” ungkapnya.
Gumelar juga berharap agar aparat kepolisian ke depannya lebih mengutamakan pengamanan dan perlindungan terhadap rakyat saat bertugas mengamankan aksi.
“Harapan saya sih lebih sedikit menggunakan tenaganya untuk melakukan represifitas kepada gerakan-gerakan rakyat. Apalagi gerakan rakyat ini benar-benar disuarakan langsung dari rakyat itu sendiri,” harap Gumelar.
Reporter : Hasna, Asadulloh, Norma/BU
Penulis : Meiva/BU
Editor : Anggi/BU