Bidikutama.com – Aliansi Gerakan Untirta (Alerta) melakukan aksi di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Sindangsari pada Rabu (12/6), aksi ini merupakan bentuk penolakan skema Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH). Kamis (13/6)
Aksi yang ditujukan untuk rektor, yaitu keluhan berupa Surat Keterangan (SK) Kenaikan Biaya Kuliah Tunggal (BKT), SK tarif fasilitas, dan SK gerakan Ormawa, yang dianggap bermasalah bagi mahasiswa.
Ananda Eka Putri, Anggota Sekolah Gerakan Pemudia Mahasiswa Indonesia (SGMI) mengatakan, menurut kajian terdapat beberapa jurusan yang BKT-nya meningkat dari biasanya.
“BKT naik, rata-rata itu naik lebih dari 150%. Setiap jurusan ada kenaikan sekitar Rp5.000.000 atau bisa lebih, itu hasil kita kaji dan kita bandingkan juga sih,” ungkap Ananda.
Selain penolakan SK kenaikan BKT, adapun juga penolakan SK tarif fasilitas, yang dimana praktik perlu biaya lagi dan bukan dari fasilitas biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT).
“SK tarif fasilitas, ada dua kolom yaitu civitas dan masyarakat umum, seharusnya UKT melingkupi gitu kan, mereka praktik masa bayar lagi gitu,” ujar Ananda.
Adapun penolakan SK Ormawa karena pembatasan gerakan ormawa. Seperti UKM dibatasi dalam berkegiatan serta adanya skema baru yaitu Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM).
“UKM misalnya perlu nginep, itu tuh sekarang nggak boleh. Jadi kalo malem tuh diusir satpam,” ucap Ananda.
Ananda juga mengungkapkan aksi ini dilanjut ke isu multisektoral. Ia mengatakan sudah roadshow mimbar bebas di berbagai tempat.
“Jadi setelah roadshow kita coba ada adakan gerakan nasional mau dilanjutin gitu,” tuturnyai.
Mahasiswa Fakultas Hukum, Siti Subandriah juga memberikan tanggapan dan harapannya mengenai aksi ini terhadap kampus kedepannya, menurutnya Untirta terlalu terburu-buru untuk menuju PTN-BH.
“Untirta ugal-ugalan, mulai dari komersialisasi pendidikan PTN-BH yang tidak sesuai dengan fasilitas yang ada, kenaikan BKT, sampai akreditasi kampus belum jelas,” ungkap Siti Subandriah.
Hal ini juga ditanggapi oleh Mahasiswa Fakultas Hukum, Siti Nur Aisyah, berharap pihak kampus dapatmendengarrkan suara mahasiswanya.
“Pihak kampus kedepannya diharap bisa mendengarkan suara mahasiswanya,” ungkap Siti Nur Aisyah.
Reporter : Natasya, Meiva/BU
Penulis : Dillah/BU
Editor: Ardhilah/BU