Bidikutama.com – Proses Pemilihan Raya Mahasiswa (Pemira) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa tahun ini diwarnai dengan banyaknya aklamasi. Fenomena tersebut terjadi tidak hanya di tingkat fakultas, tetapi juga pada posisi Presiden Mahasiswa (Presma) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Untirta. Minggu (22/12)
Ketua KPUM Untirta 2024, Divino Narendra, menjelaskan bahwa awalnya terdapat dua bakal calon (bacalon). Namun, saat proses pengumpulan data, salah satu bacalon dinyatakan tidak lolos karena terdapat kekurangan atau cacat administratif pada dokumennya.
“Awalnya ada, akan tetapi calon yang 1 itu cacat secara administratif,” jelas Divino.
Divino juga mengungkapkan bahwa proses pencalonan tidak terlepas dari berbagai kesulitan, salah satunya adalah sulitnya mendapatkan izin peminjaman ruangan. Selain itu, ia menjelaskan bahwa sesi debat yang awalnya direncanakan terpaksa diganti menjadi sesi pemaparan visi dan misi saja karena hanya terdapat satu Paslon.
“Sesi debat ditiadakan dan diganti dengan pemaparan. Sedangkan, untuk kendala di univ adalah peminjaman tempat yang susah,” tambahnya.
Ferdan, sebagai calon Presiden Mahasiswa (Presma), turut memaparkan rekam jejak digitalnya. Ia menjelaskan bahwa dirinya pernah menjabat sebagai Ketua BEM Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untirta.
“Sebelum mencalonkan diri, saya pernah menjabat sebagai ketua BEM FKIP yang menaungi 18 jurusan serta 2 UKM yang saya rasa itu sebagai modal penting saya untuk memimpin BEM KBM ke depan,” ucap Ferdan.
Sebagai pasangan calon tunggal, Ferdan dan Suci menegaskan akan memprioritaskan program kerja di bidang kaderisasi. Hal ini dilakukan sebagai respons terhadap banyaknya kritik terhadap pola kaderisasi dalam beberapa tahun terakhir, yang dinilai menjadi salah satu penyebab maraknya aklamasi pada tahun ini.
“Kaderisasi sebagai prioritas. Tetapi tidak menutup kemungkinan ada beberapa prioritas lain tapi kaderisasi yang menjadi fokus yang didahulukan, karena berkaca dari tahun kemarin banyaknya masukan ataupun kritik terhadap pola kaderisasi yang akhirnya sekarang masih banyaknya aklamasi di dalam kontestasi Pemira,” jelas Ferdan.
Salah satu strategi Ferdan untuk meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam organisasi adalah melalui program kerja Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). Program ini dirancang tidak hanya sebagai ajang orientasi, tetapi juga sebagai platform untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dan semangat kolaborasi di kalangan mahasiswa baru.
“Ada beberapa program kerja yang melibatkan seluruh mahasiswa seperti PKKMB juga menjadi bagian dari komitmen kami untuk melibatkan mahasiswa untuk berperan aktif dalam organisasi. Saya harap tidak hanya aktif di BEM KBM saja tapi ikutilah BEM Fakultas, himpunan, ataupun ukm,” tambah Ferdan.
Reporter : Hasna, Regina, Nana/BU
Penulis : Bryan/BU
Editor : Renal/BU