Bidikutama.com – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menggelar acara Diskusi Senja di Untirta, Kamis (27/8). Diskusi yang bertempat di Anak Sultan Coffee, Kampus A Untirta, ini mengulas buku “Menuju Norma(l) Baru”. (28/8)
Sebanyak 4 tokoh Banten hadir dalam diskusi, yakni Wakil Gubernur (Wagub) Provinsi Banten, Andika Hazrumy; Rektor Untirta, Fatah Sulaiman; Wakil Rektor (WR) I Bidang Akademik, Pengembangan Inovasi, Pengabdian dan Hilirisasi Riset, Agus Sjafari; dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten, Ahmad Jazuli Abdillah.
Keempat tokoh Banten yang juga merupakan bagian dari 34 penulis di buku “Menuju Norma(l) Baru” menjelaskan apa yang telah ditulisnya.
Fatah mengatakan, penerbitan buku “Menuju Norma(l) Baru” adalah pencapaian yang luar biasa di saat dalam kondisi pelik pandemi.
Menurutnya, dengan hadirnya buku ini menunjukkan kuatnya gotong-royong dari berbagai elemen atau lembaga di Banten, karena para penulis dalam buku ini berasal dari latar belakang yang berbeda-beda.
“Saya sangat apresiatif dan bangga, Direktur Untirta Press, Bapak Firman Hadiansyah, bisa menerbitkan buku ini dalam rentang waktu sebulan. Hebatnya, buku ini sudah dibaca pula oleh Pak Jokowi dan Pak Nadiem,” ujarnya.
“Dan yang paling penting, terbitnya buku ini tentu sangat berarti karena menjadi sejarah, bisa dibaca oleh anak-cucu kita nanti. Kalau tidak ditulis mereka, generasi yang akan datang tidak akan bisa tahu apa yang terjadi sekarang ini,” sambung Fatah.
Sementara itu, Andika menyampaikan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten terus berupaya dalam menangani pemulihan dari berbagai sektor akibat Covid-19.
Menurutnya, ada beberapa daerah di Banten yang masuk zona merah, seperti Tangerang, karena banyaknya warga yang hilir mudik di sana.
Adapun salah satu upaya yang dikeluarkan oleh Pemprov, sambungnya, memberikan sosialisasi dan pemahaman akan 3M.
“3M itu yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Saya berharap ini terus tersampaikan ke lapisan masyarakat, sehingga kita bisa menjaga diri dari wabah ini,” imbuh Andika.
Selanjutnya, Jazuli memberikan pandangan lain terkait kondisi pandemi ini. Menurutnya, sebagai anggota legislatif, ia memandang saat ini orang-orang dipaksa beradaptasi, bahkan sistem pun dipaksa beradaptasi dengan keadaan seperti saat ini.
“Sistem dipaksa oleh situasi. Makanya saya harap kita tidak hanya mencuci tangan saja, melainkan juga mempercepat adaptasi, salah satunya adalah menguatkan civil society, salah satunya adalah dengan hadirnya buku ini,” pungkasnya.
“Dari buku ini nantinya akan hadir kolektivitas dan input untuk menghadapi kondisi yang saat ini terjadi. Oleh karena itu, saya harap buku ini dibentuk e-Book, sehingga semakin luas tersebar,” tambah Jazuli.
Selaku akademisi, Agus mengatakan, saat ini masyarakat masih euforia dan belum adaptasi dengan pandemi ini.
“Masih belum normal, menuju kepada sesuatu yang normal. Kita sebenarnya pada dasarnya dipaksa mengikuti kondisi pandemi ini. Ya, semua dipaksa, dimulai dari kita belajar, oleh sebab itu di Untirta kebijakan belajar kita gunakan melalui sistem daring Spada. Uniknya, Spada ini kita luncurkan sebelum Covid-19 datang, waktu itu di era kepemimpinan Prof Soleh, Rektor Untirta sebelumnya,” katanya.
Agus menambahkan, perkuliahan dari melalui Spada juga merupakan bentuk agar mahasiswa tidak dirugikan.
“Kita juga memotong biaya perkuliahan, dan sudah banyak pula yang dilakukan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh Untirta guna menangani situasi pandemi ini,” tuturnya.
Kegiatan ini dihadiri oleh sivitas akademika dan umum. Hadir pula Ketua Pemuda Muhammadiyah Cabang Kota Serang, Ferry Purnawan; Ketua Umum (Ketum) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Serang, Faisal Dudayef Payumi Padma; dan Editor Untirta Press, Desma Yuliadi Saputra sebagai panelis.
Penulis : Rara/BU
Editor : Thoby/BU