Bidikutama.com – Unit Penunjang Akademik Bimbingan Konseling (UPA-BK) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) telah sukses menggelar seminar Kesehatan Mental yang bertemakan “Let’s Talk About Mental Health” dengan menghadirkan Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Drg. R. Vensya Sitohang, M. Epid sebagai narasumber. Acara tersebut dilaksanakan di Gedung Auditorium Kampus Untirta Sindangsari pada Selasa (30/4). Rabu (1/5)
Hasil analisis survey yang telah dilakukan melalui siakad oleh UPA BK, terdapat kasus-kasus yang perlu segera ditangani. Mulai dari kasus pelecehan seksual, bullying, keinginan seseorang untuk mengakhiri hidup. Hal tersebut menjadi latar belakang diadakannya acara seminar tentang kesehatan mental ini, sehingga dengan adanya seminar ini dapat memberikan dampak positif untuk kedepannya.
Ketua UPA-BK Untirta, Evi, mengungkapkan bahwa nantinya akan ada program-program lanjutan terkait kesehatan mental, salah satunya Peer Counselor sebagai pertolongan pertama luka psikologis. Dengan adanya program tersebut diharapkan para mahasiswa dapat bercerita kapanpun tanpa adanya hambatan usia. Evi juga berharap adanya seminar ini akan terciptanya lingkungan yang kondusif untuk kesehatan mental.
“Peer Counselor akan menjadi program keberlanjutan, paling tidak Peer Counselor ini bisa menjadi pertolongan pertama pada luka psikologis. Harapannya kampus kita sehat secara mental ya,” ujar Evi.
Ketua Program Studi (Prodi) Bimbingan dan Konseling (BK) FKIP Untirta, Arga Satrio Prabowo, juga menanggapi kegiatan ini sebagai bentuk komitmen Untirta untuk mensejahterakan mental mahasiswa. Karena banyak mahasiswa yang membutuhkan layanan Kesehatan mental.
“Ini bentuk komitmen Untirta untuk mensejahterahkan mental para mahasiswanya,” jelas Arga.
Mahasiswa Prodi BK, Ruwaida Azizah Nafliya, mengatakan kegiatan ini sangat membantu para mahasiswa, Ruwaida berharap nantinya ada program layanan konsultasi secara langsung untuk mahasiswa bisa bercerita tentang kondisinya.
“Tentunya sangat membantu, saya pribadi berharap nantinya akan ada program konsultasi tatap muka untuk sedikit curhat tentang bagaimana kondisi ataupun situasi perkuliahan, terus juga sarannya bagaimana cara untuk menghadapi kuliah ke depannya,” ungkap Ruwaida.
Mahasiswa Program Studi Akuntansi, Fachrul Fadly, juga mengungkapkan bahwa ia membutuhkan adanya program terapi art dan berharap kedepannya mahasiswa Untirta semakin aware terhadap teman-teman yang kesehatan mentalnya sedang kurang baik.
“Mungkin program yang saya butuhkan itu terapi art, jadi melalui art kita bisa menyalurkan semua beban yang kita rasakan ke dalam lukisan. Terakhir harapan saya, semoga mahasiswa untirta semakin aware terhadap teman-teman yang kesehatan mentalnya sedang kurang baik dan membuka mata juga bahwasannya kesehatan mental juga penting sekali,” ungkap Fachrul.
Penulis : Heviani/BU
Reporter : Khoirunnisa, Nadira, Saeful/BU
Editor : Adzika/BU