Bidikutama.com – Himpunan Mahasiswa Pendidikan Khusus (Hima PKh) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) usai menggelar mimbar bebas untuk mempertanyakan Untirta sebagai kampus inklusi. Hal ini dilakukan dalam upaya penyadaran atas kurangnya pelayanan Untirta bagi para Difabel. (8/9)
Nedi Saputra, Ketua Umum, menjelaskan bahwa mimbar bebas ini adalah upaya mahasiswa untuk mengingatkan Untirta sebagai kampus inklusi untuk menyediakan pelayanan bagi penyandang disabilitas sebagai pemenuhan hak sesuai dengan Undang-undang (UU).
“Ini bentuk penagihan janji kepada kampus. Diadakannya mimbar ini sebagai bentuk kritikan dan masukan untuk kampus, agar memenuhi hak-hak penyandang disabilitas. Dalam UU sudah ada peraturan bahwa setiap perguruan tinggi harus menyediakan pelayanan untuk penyandang disabilitas,” jelas Nedi.
Nedi mengatakan bahwa klaim Untirta sebagai kampus inklusi tidak sesuai karena belum sempurnanya pelayanan bagi para difabel.
“Untirta telah menyatakan dirinya sebagai kampus inklusi, namun nyatanya dari segi pelayanan dan prasarananya belum ada,” ujar Nedi.
Nedi pun berharap mahasiswa FKIP bisa membantu dan mengerti pelayanan bagi para difabel.
“Harapannya, masyarakat FKIP harus paham bahwa kawan penyandang disabilitas itu sudah ada di berbagai jurusan. Kita perlu membantu dan mengerti bagaimana pelayanannya,” harap Nedi.
Rafi Kurniawan, Ketua Umum, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP, pun turut menyampaikan bahwa Untirta darurat aksesabilitas sarana dan prasana bagi para difabel.
“Bisa dikatakan Untirta darurat sarana prasarana terkait aksesabilitas untuk penyandang disabilitas. Untirta yang dinyatakan sebagai kampus inklusif, sedangkan fasilitas belum memadai,” ucap Rafi.
Rafi berharap Untirta bisa segera membenahi kampus untuk pemenuhan hak mahasiswanya.
“Semoga pihak kampus bisa memenuhi solusi yang kita berikan, karena ini juga untuk kemajuan Untirta yang telah menyatakan dirinya sebagai kampus inklusif,” tutupnya.
Reporter : Mutia/BU
Penulis : Annisa/BU
Editor : Putri/BU