Bidikutama.com – Mahasiswa yang tergabung dalam Satuan Pelajar, Siswa dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (Sapma PP) Komisariat Untirta melaksanakan aksi demonstrasi di depan Kampus Untirta, Serang. Aksi yang berlangsung dari pukul 11.00 sampai dengan 13.00 WIB ini menyebabkan arus lalu lintas tersendat dan menyita perhatian tiap mahasiswa yang lewat, (13/04).
Aksi yang dilaksanakan dengan membakar ban ini menuntut diturunkannya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. “Jadi kita ada beberapa tuntutan, yang pertama hapus Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang No 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, yang kedua Indonesia harus keluar dari kiblat MOPS (Mean Of Plattes Singapore), terus juga kita menuntut produksi alat transportasi impor harus dibatasi, lalu menciptakan pengelolaan bahan bakar minyak secara nasional,” ujar Boy Indra Gelang selaku Sekretaris Jendral (Sekjen) Sapma PP Komisariat Untirta.
Tuntutan ini tentu saja bukan tanpa alasan. Ahmad Farhan H selaku Kepala Bidang Kaderisasi Sapma PP Komisariat Untirta menjelaskan bahwa harga minyak Indonesia yang dilepas ke pasar itu jelas-jelas bertentangan dengan Konstitusi Negara. “Undang-Undang dibawah UUD tidak boleh bertentangan dengan undang-undang di atasnya,” ungkapnya.
Selain tuntutan untuk diturunkannya harga BBM, aksi demonstrasi tersebut juga menuntut Presiden Joko Widodo untuk mundur dari jabatannya, karena kebijakan melepas harga BBM ke pasar dinilai sudah tidak sesuai dengan sila ke lima Pancasila. “Jika memang sudah tidak bisa mengurusi rakyat ya saya rasa lebih baik mundur daripada mengecewakan rakyat, itu Harga Mati!” jelas sang sekjen.
Mereka mengancam akan melaksanakan aksi yang lebih besar jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. “Untuk aksi yang lebih besar kita akan mengajak lebih banyak wartawan dan meminta pengamanan dari polisi,” Tutupnya (Nia,Firas/BU)