Bidikutama.com – Pemilihan Umum Raya (Pemira) Fakultas Hukum (FH) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) tahun ini dihadapkan pada berbagai permasalahan, terutama terkait proses pemberkasan calon yang kurang lengkap dan kesalahan teknis. Hal ini menyebabkan sejumlah calon gugur dan memicu kritik terhadap mekanisme verifikasi yang dianggap kurang teliti. Kamis (19/12).
Anastasia Putri, anggota Divisi Pemberkasan, menyampaikan bahwa dinamika pemberkasan kali ini lebih rumit dari yang diperkirakan.
“Awalnya kami pikir pemberkasan sudah cukup. Ternyata banyak kendala, seperti kekurangan dokumen karena calon menjabat di internal, tetapi tidak melengkapi surat pengunduran diri. Ada juga kesalahan teknis seperti tipo nama, yang kemudian diperbaiki saat forum verifikasi,” ucap Anastasia.
Banyaknya juga calon lain yang menghadapi kendala karena aturan ketat, seperti larangan menjabat posisi strategis di organisasi lain. Ketatnya aturan ini bertujuan menghindari dualisme jabatan yang bertentangan dengan kebijakan Pemira.
Anastasia menyampaikan bahwa prosedur pemberkasan sendiri telah dirancang ketat oleh Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) FH dan melibatkan verifikasi tertutup hingga verifikasi terbuka.
“Kami memastikan kelengkapan dokumen, termasuk surat pernyataan tidak menjabat di organisasi internal atau eksternal,” ucap Anastasia.
Anastasia menyampaikan meski divisi pemberkasan memiliki kewenangan utama dalam memeriksa berkas, proses ini juga melibatkan banyak pihak termasuk ketua KPUM FH dan panitia lainnya.
“Pengecekan dokumen sebenarnya dilakukan bersama-sama. Kami selalu melibatkan ketua KPUM, KP2UM, Organizing Commitee (OC) dan divisi lain dalam memastikan kelengkapan berkas,” ucap Anastasia.
Anastasia juga menyampaikan bahwa pihak KPUM FH telah memberikan keringanan waktu para calon untuk melengkapi kembali berkasnya pada verifikasi terbuka.
“Dari pihak KPUM selalu memberikan keringanan, contoh ada juga disaat verifikasi tertutup dia belum juga melengkapi kecacatan berkasnya lalu kami berikan keringanan dan di verifikasi terbuka diberikan waktu lagi,” ucap Anastasia.
Faisal, mahasiswa FH, menyampaikan kritiknya kepada KPUM FH atas kelalaian dalam memastikan kelengkapan dokumen dan keputusan KPUM FH dalam melakukan voting.
“Harusnya saat verifikasi tertutup, KPUM FH lebih teliti. Jangan sampai masalah seperti ini baru muncul saat verifikasi terbuka,” ucap Faisal.
Terakhir, Faisal juga menyampaikan bahwa voting yang telah dilakukan oleh KPUM FH tidak rasional.
“Keputusan dalam melakukan voting juga tidak rasional karena kita tau sendiri dari orang yang ada di dalem gimana udah pasti dari massa-massa pendukung itu juga, ada yang pihak ini pihak itu dominan,” ucap Faisal.
Reporter : Asa, Natasya, Dinar/BU
Penulis : Donita/BU
Editor : Raffa/BU