Bidikutama.com – Pemilihan Raya (Pemira) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) memanas dengan munculnya dugaan pelanggaran masa tenang oleh pasangan calon ketua dan wakil ketua BEM FKIP nomor urut 03, Anasfa Ramadhan dan Muhammad Abid. Mereka dituduh menyebarkan pamflet kampanye melalui WhatsApp pribadi, tetapi isu ini diduga dilakukan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk menjatuhkan kredibilitas pasangan tersebut. Minggu (22/12)
Anasfa Ramadhan, calon Ketua BEM FKIP Untirta nomor urut 3, menegaskan bahwa ia, pasangannya, dan tim suksesnya tidak terlibat dalam penyebaran pamflet yang menjadi sorotan. Ia menyebut tindakan tersebut sebagai ulah oknum tidak bertanggung jawab yang bertujuan mencemarkan nama baiknya dan memastikan pihaknya tidak pernah membuat akun WhatsApp khusus untuk kegiatan kampanye.
“Masa iya di masa tenang ini baru bikin WhatsApp baru dan jelas bertuliskan Gelora Perubahan FKIP dan melakukan penyebaran secara satu persatu,” ungkapnya.
Muhammad Abid, calon Wakil Ketua BEM FKIP Untirta nomor urut 3, juga menegaskan bahwa pihaknya menjunjung tinggi seluruh peraturan yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM), termasuk larangan berkampanye selama masa tenang. Ia juga meyakini bahwa penyebaran pamflet tersebut bukan berasal dari timnya.
“Kami tidak memiliki inisiatif atau arahan untuk melakukan kampanye selama masa tenang. Kami sangat menghormati aturan yang ada,” tegas Abid.
Penyebaran pamflet oleh oknum yang tidak bertanggung jawab telah mencoreng citra Paslon nomor urut 03 dan menyebabkan kerugian bagi pasangan calon tersebut. Rio, selaku Ketua Tim Sukses Paslon 03, bersama timnya, telah mengeluarkan press release untuk menanggapi dugaan tersebut.
“Sampai saat ini dari pihak kami menyikapinya dengan press release. Kami juga akan tetap mengawal keputusan dan menaati peraturan yang ada,” tegas Rio.
Ahliq Karim, selaku Ketua Komisi Pengawasan Pemilihan Unum Mahasiswa (KP2UM), memberikan keterangan mengenai tindak lanjut yang dilakukan oleh KP2UM terkait permasalahan tersebut. Ia menjelaskan bahwa KP2UM sedang berupaya mengumpulkan informasi terkait oknum yang bertanggung jawab atas penyebaran pamflet tersebut.
“Sejauh ini KP2UM tindak lanjutnya dengan mencari informasi tentang oknum tersebut, apakah dia benar warga FKIP atau pihak dari luar mungkin untuk mengadu domba antar paslon,” jelas Ahliq.
Reporter : Nadira, Usni, Putri Aulia/BU
Penulis : Putri Aulia/BU
Editor : Renal/BU