Bidikutama.com – Tagar #untirtakokpelit sempat menjadi trending topic Twitter di Indonesia dengan menempati urutan pertama, Jumat (12/6) malam. Bahkan, viralnya aksi tagar tersebut pun turut diberitakan oleh akun Instagram @indozone.id. Tak terkecuali oleh Rektorat Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), mereka juga menyadari viralnya tagar tersebut dan memberikan responsnya. (13/6)
Penelusuran Tim Bidik Utama, Wakil Rektor (WR) II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, Pengelolaan Keuangan, SDM, dan Fasilitas, Kurnia Nugraha, memberikan responsnya dalam akun Facebook pribadinya pada Sabtu (13/6) pukul 07.12 WIB.
Pertama, Kurnia membahas soal besaran subsidi pulsa yang telah diberikan oleh Untirta, bahwasannya besaran yang diberikan adalah sama dengan beberapa perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia, sesuai dengan rekomendasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Padahal, jumlah mahasiswa dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP)-nya jauh di atas Untirta.
Menurutnya, saat ini mahasiswa menuntut besaran subsidi sebesar Rp 200-300 ribu, atau setidak-tidaknya sama dengan besaran subsidi yang diberikan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB). Ia juga menilai, jumlah PNBP IPB adalah sekitar Rp 1,7 triliun/tahun, sedangkan jumlah target dan realisasi PNBP (TRPNBP) Untirta tahun 2020 adalah Rp 97 miliar.
“Besaran pulsa yang diberikan oleh Untirta sebagai subsidi sebagaimana yang direkomendasikan Kemendikbud adalah sama dengan beberapa PTN di Indonesia, dengan jumlah mahasiswa dan PNBP yang jauh lebih besar dari Untirta. Yang dituntut mahasiswa adalah besaran subsidi 200 ribu sampai dengan 300 ribu per bulan atau mungkin sama dengan IPB sebesar 150 ribu per bulan. Padahal, pendapatan PNBP IPB adalah sekitar 1,7 triliun per tahun, sedangkan TRPNBP Untirta 2020 (target pendapatan yang ditetapkan kementerian) adalah 97 miliar,” tulis Kurnia.
Kedua, Kurnia membahas soal uang kuliah tunggal (UKT). Ia mengklaim, Untirta telah memiliki kebijakan penurunan UKT bagi mahasiswa yang mengajukan, bahkan sebelum adanya pandemi Covid-19. Bagi mahasiswa semester IX pun, ujarnya, telah diberikan kebijakan penurunan UKT sebesar 50%, dengan catatan hanya tinggal mengontrak mata kuliahh (MK) skripsi atau tugas akhir.
“Dalam hal UKT, Untirta telah memiliki kebijakan penurunan UKT bagi yang mengajukan sejak sebelum Covid-19. Setiap semester pasti ada yang diberikan penurunan, bahkan Untirta telah memberikan kebijakan penurunan UKT 50 persen bagi mahasiswa semester IX yang hanya mengambil tugas akhir,” lanjutnya.
“Bahkan di tahun 2020 ini sebelum adanya wabah Covid-19, Rektor Untirta memberi kebijakan bagi mahasiswa yatim dan yatim piatu mendapatkan penurunan menjadi 2,4 juta bagi UKT di atas kelompok 3. Bila awalnya membayar 7,5 juta, kemudian menjadi 2,4 juta, maka mahasiswa tersebut dapat penurunan 68 persen,” sambung Kurnia.
Di akhir tulisannya, Kurnia tak habis pikir mengapa mahasiswa masih menggaungkan tagar #untirtakokpelit. Kurnia juga berujar untuk harus tetap bersabar. “Tapi, tetap dibilang #untirtakokpelit. Harus tetap sabar,” tutup Kurnia.
Akan respons Kurnia di Facebook tersebut, Fatah Sulaiman selaku Rektor turut memberikan tanggapannya pada kolom komentar. Dirinya mengatakan untuk selalu senantiasa meluruskan niat bagi kemajuan Untirta dan pembangunan pendidikan Indonesia.
“Bismillah. Terus luruskan niat bagi kemajuan Untirta dan pembangunan pendidikan Indonesia, serahkan semuanya ke Yang Maha Mengatur alam semesta untuk membuktikan dan menunjukkan siapa-siapa yang berniat baik dan siapa yang berniat tidak baik. Alfaatihah,” tulis Fatah, Sabtu (13/6) pukul 07.58 WIB.
Secara terpisah, WR III Bidang Kemahasiswaan, Pengembangan Karir, dan Hubungan Alumni, Suherna, menyesalkan adanya tagar #untirtakokpelit. Suherna menyebut, pihaknya akan menelusuri siapa dalang di balik tagar tersebut. Apabila ada tulisan yang memuat ujaran kebencian terhadap Untirta, ujarnya, maka akan ditindaklanjuti ke pihak berwajib.
“Kami kecewa dengan adanya tagar tersebut. Nanti kami akan telusuri siapa yang mendalangi tagar itu. Jikalau ada tulisan yang memuat ujaran kebencian terhadap Untirta, akan ditindaklanjuti ke pihak berwajib,” kata Suherna kepada Tim Bidik Utama melalui sambungan telepon, Sabtu (13/6) sore.
“Terkait pemotongan UKT kan sudah ada kebijakannya, bahwa ada pemotongan yang berlaku pada anak yatim dan anak yatim piatu, serta bagi anak yang ekonominya kurang. Jadi, tidak bisa langsung memotong seluruh UKT mahasiswa, nanti juga ada tahap-tahapan verifikasinya,” tambahnya.
Reporter : Rara/BU
Penulis : Andi/BU
Editor : Thoby/BU