Biditutama.com – Aliansi Pendidikan Merdeka (APEM) menggelar mimbar bebas di depan kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta). Kegiatan ini dilaksanakan bertepatan dengan hari sumpah pemuda.
Salah satu anggota APEM, Maria Stefanny Bintang yang juga merupakan anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum (FH) menjelaskan bahwa kegiatan ini dilakukan pada hari sumpah pemuda untuk mendorong pemuda bangkit dan berjuang menentang kebijakan yang dapat merugikan masyarakat.
“Hari ini kan 28 Oktober memperingati hari sumpah pemuda, jadi ini udah tugasnya mahasiswa dan seluruh pemuda – pemuda di Indonesia untuk bangkit dan engga menormalisasi lagi kebijakan- kebijakan yang terus di keluarin sama pemerintah yang wataknya anti rakyat,” ucapnya.
Ia berharap pemerintah dapat mendengar keluhan yang disuarakan oleh masyarakatnya.
“Harapannya pemerintah bisa mendengar suara kami ya, tuntutan- tuntutan kami bukan cuma untuk hari ini doang tapi untuk seterusnya,”
Setidaknya terdapat 14 tuntutan yang disuarakan, antara lain:
– Wujudkan pendidikan yang ilmiah, demokratis, gratis dan mengabdi kepada rakyat
– Tolak skema politik upah murah
– Wujudkan industrialisasi nasional dan wujudkan reforma agraria sejati
– Hentikan represifitas aparat terhadap gerakan pemuda dan rakyat
– Sahkan RUU PRT
– Segera wujudkan kampus ramah perempuan
– Tolak kebijakan anti rakyat (Omnibus Law, UU P3, RKUHP, RUU Sidiknas)
– Penuhi dan lindungi hak sipil dan ekosob
– Kembalikan marwah konstitusi terhadap regulasi
– Tolak kenaikan BBM dan stabilkan harga kebutuhan pokok
– Tolak budaya feoda dan patriarki
– Hentikan pendidikan militeristik terhadap rakyat papua
– Wujudkan demokrasi di ranah digital
– Usut tuntas kasus kanjuruhan
Selain Maria, Elsa Tiurma, seorang mahasiswa FH Untirta yang juga mengikuti mimbar bebas ini mengungkapkan bahwa ia ingin turut bersuara dalam perihal banyaknya problematika yang dialami, salah satunya dari sektor pendidikan.
“Hal yang bikin aku tertarik ikut mimbar bebas ini karena ada keresahan dari diri aku sendiri di sektor pendidikan Indonesia. Jauh sebelum pandemi sudah banyak problematikanya,” tutur Elsa.
Elsa berpendapat bahwa seharusnya pendidikan di Indonesia digratiskan.
“Dimana pendidikan itu sangat dekat dengan kita, kita masih mahasiswa dan salah satu dari problematika pendidikan tersebut adalah adanya UKT, yang seharusnya pendidikan itu digratiskan dan begitu juga ada dengan kasus-kasus pelecehan seksual di lingkup kampus yang belum terselesaikan, dan juga banyaklah problematika pendidikan lainnya,” ujarnya.
Reporter : Zira, Widya/MBU
Penulis : Meilisa/MBU
Editor : Resti/BU