Bidikutama.com – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) usai menyelenggarakan Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) yang berlangsung dari 15 November – 29 November. Kegiatan ini sendiri bertujuan memproyeksikan para atlet ke Pekan Olah Raga Mahasiswa Daerah (Pomda). (1/12)
“Ada empat 4 cabang lomba, yaitu non-akademik, akademik, seni, dan lomba silaturahmi. Tujuan awalnya (Porseni FKIP) ini diproyeksikan untuk Pomda, namun tahun ini diundur dan akan diadakan di tahun 2022,” ungkap ketua pelaksana, Raihan Herbi.
Adapun tujuan lain dari kegiatan ini yaitu untuk mencari dan menggarap potensi mahasiswa berdasarkan tema.
“Tema tahun ini adalah Mengirap Ambisi, Menggarap Potensi, Mendekap Silaturahmi. Tujuannya menampung dan mencari minat dan bakat mahasiswa di FKIP, baik akademik, non akademik dan bidang seni,” ujar mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris tersebut.
Raihan juga menceritakan kendala yang dialami yakni terkait dengan regulasi. Hal ini dikarenakan pihak Satuan Tugas Covid-19 hanya mengeluarkan peraturan per 3 bulan.
“Jadi saat pelaksanaan di 15 November kita harus menunggu peraturan terbaru sehingga terhambat perizinan venue,” tambahnya.
Ia berharap, proyeksinya diawal untuk mencetak atlet-atlet mengikuti Pomda dapat tercapai.
“Saya juga berharap evaluasi tahun ini dan tahun sebelumnya acara dapat berjalan lebih baik,” tutupnya.
Ketua Umum (Ketum) BEM FKIP Untirta, Maulana Hakim, menuturkan bahwa acara tersebut terselenggara atas evaluasi dan improvisasi tahun-tahun sebelumnya.
“Kita bentuk inovasi tahun ini dengan lebih memperhatikan protokol kesehatan (prokes), administratif dan instruksi Mendagri (Menteri Dalam Negeri) terkait PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat –red) yang ada di Kota Serang,” tutur Hakim.
Sebagai tambahan, menurutnya kegiatan pembinaan minat dan bakat adalah sebuah urgensi, karena dilihat dari segi kebutuhan prestasi dan kemampuan mahasiswa Untirta, khususnya FKIP dalam berdaya saing dan berinovasi mulai diukur.
“Mereka minimal mendapat prestasi dilevel nasional dan internasional, tanpa adanya pembinaan seperti ini tidak akan mencapai IKU (Indikator Kerja Utama) yang ditetapkan universitas,” sambungnya.
Hakim juga berujar bahwa tanggapan pihak fakultas sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan Porseni. Hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan mahasiswa, selain harus berorientasi dalam kebutuhan mahasiswa, kegiatan kemahasiswaan juga harus berorientasi kepada IKU.
“Minimal bisa mengikuti atau mendapat sertifikat dilevel nasional atau internasional sebagai peserta. Kegiatan Porseni FKIP ini tidak dibatasi di FKIP saja, namun untuk skala nasional dan internasional,” pungkasnya.
Reporter : Aleda/BU
Penulis : Owen/BU
Editor : Hafidzha/BU