Bidikutama.com – Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menggelar seruan refleksi memperingati Hari Tani dan Hari Bahari Nasional, di depan Kampus A Pakupatan, Jumat (24/9). Mereka menyatakan Provinsi Banten darurat maritim dan agraria.
“Ormawa Faperta menyatakan (bahwa) Banten darurat maritim dan agraria karena banyaknya persoalan penting yang tidak terselesaikan,” ujar ketua umum (Ketum) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Faperta, Agung Tamrin, kepada Tim Bidik Utama.
Adapun sebanyak 6 tuntutan dilayangkan, yakni kesejahteraan nelayan, pengawalan konsep ekonomi biru, transparansi pembahasan dan penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K) Provinsi Banten, titik koordinat perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan (PLP2B), Tanah Objek Reforma Agraria (TORA), dan Tolak Undang-undang (UU) Cipta Kerja.
“Agenda (refleksi) ini jelas untuk menyampaikan hasil kajian dan diskusi kami kepada publik secara langsung berupa mimbar bebas, teatrikal, dan pembacaan puisi,” tuturnya.
Agung menyebut refleksi ini sebagai pemacu semangat perjuangan serta ajang pembelajaran bagi mahasiswa Faperta dalam beretorika.
“Semangat perjuangan tidak (boleh) selesai sampai sini, mengingat kondisi Banten hari ini sedang tidak baik-baik saja,” pungkasnya.
Untuk diketahui, seruan refleksi ini merupakan kegiatan lanjutan dari diskusi terbuka yang digelar virtual melalui Zoom Meeting, Selasa (21/9) lalu.
Ketua pelaksana diskusi, Adam Suhada Aji, menyebut seruan refleksi sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemerintah yang sampai saat ini belum bisa menangani dan mewujudkan reforma agraria.
Adam juga berharap masyarakat sadar akan hak nelayan dan petani yang perlu diperjuangkan bersama.
“(kemudian) lewat kritik, pemerintah diharap mampu untuk melakukan percepatan reforma agraria, (serta) tuntutan yang dibawa didengar oleh pihak terkait,” harap Adam.
Reporter : Haerul, Resti/BU
Penulis : Nazwa/BU
Editor : Hafidzha/BU