Bidikutama.com – Fasilitas di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) belum sepenuhnya merata, mulai dari fasilitas mahasiswa hingga keamanan. Fasilitas kampus, terutama bangunan lama sudah seharusnya mendapatkan perhatian lebih dan diperbaiki serta keamanan harus lebih diperketat. (12/3)
Beberapa minggu silam, kerubuhan toilet Gedung A Untirta Kampus A, Pakupatan mengalami kerusakan parah. Tak hanya atapnya yang rubuh, beberapa toilet pun tidak memiliki tanda untuk siapa (perempuan atau laki-laki) toilet digunakan. Hal ini menjadi kekhawatiran mahasiswa, sebab berpotensi menimbulkan terjadinya pelecehan seksual sesama mahasiswa. Hal serupa terjadi pada toilet Gedung B, Kampus A, Pakupatan.
Hampir sama toilet Gedung D, kampus A, Pakupatan. Di lantai satu hingga tiga, toilet (perempuan) bilik tengah selalu terkunci dan tidak dapat digunakan tanpa keterangan rusak atau apapun. Kerusakan total pun terjadi pada toilet (laki-laki) di lantai empat pada Gedung yang sama.
Masih tentang toilet, di Untirta Kampus E, Sindangsari, tepatnya di Gedung Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) selalu ditemukan tidak tersedianya gayung di toilet dan tidak semua toilet menggunakan jet shower.
Kerusakan toilet juga terjadi di Untirta Kampus B, Ciwaru. Mulai dari pintu toilet rusak, hingga air yang kerap tidak menyala. Belum lagi melihat bagaimana fasilitas yang ada di Untirta Kampus C, Ciwaru. Gedung tersebut memang difokuskan untuk Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang memiliki 18 program studi (prodi). Melihat bagaimana terbatasnya ruang disana, menyebabkan bangunan overload dan lingkungan overcrowded.
Lebih dari masalah toilet, kehilangan barang hingga kendaraan patut mendapatkan perhatian serius. Beberapa minggu lalu, kehilangan kendaraan motor terjadi di Kampus E, Sindangsari. Hal ini membuat pihak kampus mengeluarkan kebijakan baru, yaitu pengecekan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) setiap meninggalkan lingkungan kampus. Melihat bagaimana kebijakan ini berlaku, dan konsekuensi apabila tidak membawa, masih belum memberikan ketegasan kepada civitas akademika.
Beberapa waktu silam, kehilangan barang berharga (laptop) pun terjadi tepat di Masjid Untirta Kampus A, Pakupatan terjadi. Kasus kehilangan barang yang telah terjadi harusnya menjadi peringatan mahasiswa untuk menjaga barang bawaannya dengan baik, namun peran Closed Circuit Television (CCTV) di sini perlu dipertanyakan. Mengapa banyak CCTV yang tidak berfungsi?
Padahal, seharusnya CCTV bukan menjadi masalah yang besar. Sebab peran CCTV di Kampus dapat meringankan pekerjaan Satuan Pengamanan (Satpam).
Kasus serupa juga terjadi di Untirta Kampus A, Pakupatan. Banyaknya orang yang memasuki wilayah kampus membuat parkiran penuh, sehingga, mau tak mau beberapa pengendara harus parkir di sepanjang jalan di dalam kampus.
Beralih ke Untirta Kampus B, Cilegon. Salah satu ruangan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sempat digenangi air hujan.
Banyak fasilitas yang perlu diperbaiki, serta sistem keamanan yang perlu diperketat. Selain itu, Untirta sudah seharusnya menciptakan Kampus yang ramah disabilitas. Sejauh mata memandang, trotoar yang ramah disabilitas hanya ada di Untirta Kampus E, Sindangsari, selainnya tidak.
Masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan oleh pihak kampus. Sebab, sudah sepatutnya civitas akademika mendapatkan fasilitas dan keamanan yang layak. Namun, perbaikan yang dilakukan oleh pihak kampus tidak akan menjadi maksimal apabila tidak didukung semua warga kampus. Maka dari itu, sudah saatnya mahasiswa bekerja sama dengan kampus dalam menciptakan visi dan misi rektor Untirta sehingga dapat menjadi lebih baik lagi.
Penulis : Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Angkatan 22.
Editor : Adi/BU
Gua sih ga kaget yak kalau ada bis murni masuk ke untirta pakup.. Soalnya mulai 11 12 sama terminal, copet, maling, curanmor, fasilitas membahayakan, nahh kurang apalagi??
Gua sih ga kaget yak kalau ada bis murni masuk ke untirta pakup.. Soalnya mulai 11 12 sama terminal, copet, maling, curanmor, fasilitas membahayakan, nahh kurang apalagi?? Just for fun