Bidikutama.com – Halo Sobat Bidik, banyak sekali orang mengatakan bahwa matematika itu ilmu yang sulit dipelajari. Salah satunya adalah perkalian. Perkalian merupakan salah satu bentuk operasi matematika yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga sulit dipahami oleh para siswa. Tapi tahukah sobat bidik? Terdapat banyak metode mudah dalam menyelesaikan operasi perkalian, yaitu metode garis untuk perkalian ala Jepang. (12/4)
Metode garis merupakan metode perkalian yang diciptakan oleh Professor Fujisawa Rikitarou (1900) dari Tokyo University. Berdasarkan artikel yang ditulis oleh Fiqhan Khoirul ‘Alim, Adinda Febriana Saputri dan Adib Risqy yang berjudul “JAPANESE MULTIPLICATION METHODE (JAMED) SOLUSI PERKALIAN MASA KINI”, dijelaskan bahwa metode ini dikenal di Indonesia sebagai metode perkalian Cross-Line, yaitu suatu metode perkalian berbasis geometri dengan dua garis bantu vertikal dan horizontal. Metode ini telah booming dan membuat perkalian menjadi lebih mudah dipahami dan diterapkan.
Metode garis ini membantu siswa dalam melakukan operasi perkalian dengan cara yang lebih sistematis dan terstruktur. Selain itu, meningkatkan pemahaman siswa tentang perkalian dan mempercepat kecepatan dan ketepatan dalam menghitung. Berdasarkan artikel yang ditulis oleh Riana Dewie dengan judul “Yuk Belajar Perkalian Metode Garis”, beliau mengatakan bahwa metode perhitungan ini dapat mengembangkan otak secara seimbang karena lebih mengedepankan ‘pemahaman’ daripada ‘menghafal’.
Oleh karena itu, metode ini akan bermanfaat bagi siswa yang kesulitan menghafal. Metode garis juga dapat digunakan untuk menghitung perkalian dengan bilangan lebih besar dari dua, menjadikannya alat yang serbaguna dan praktis bagi siswa di semua tingkatan.
Nah, Bagi guru-guru yang masih kebingungan mengajarkan matematika untuk siswa-siswa di sekolah, metode ini patut dicoba. Silahkan coba dari angka kecil terlebih dahulu.
Terdapat keuntungan dari metode garis yaitu menghemat waktu. Kita dapat menyelesaikan soal perkalian hanya dengan menggambar beberapa garis dan menghitung titik potongnya.
Terdengar mudah bukan, Sobat Bidik?
Ayo Praktik bersama!
Siapkan kertas dan pulpen yah! Mari kita ambil contoh mudah perkalian 21 × 3.
Ingat sobat bidik! untuk angka 21, angka 2 sebagai puluhan dan angka 1 sebagai satuan, dan untuk angka 3 lainnya sebagai satuan. Lalu, kita buat garis vertikal untuk angka 21 terlebih dahulu. Kita buat dua garis sebelah kiri untuk mewakili angka 2, dan satu garis sebelah kanan untuk mewakili angka 1.
Selanjutnya kita buat tiga garis secara horizontal untuk mewakili angka 3.
Setelah itu, kita hitung titik-titik di sebelah kiri dan kanan yang terbentuk dari perpotongan garis tersebut.
Selanjutnya, kita dapat menghitung jumlah titik di sebelah kanan sebanyak 6 dan jumlah titik di sebelah kiri sebanyak 3. Maka, hasil dari 21 x 3 = 63. Mudah bukan!
Lalu, bagaimana dengan perkalian dua digit angka? Begini caranya!
Mari kita ambil contoh perkalian 12 x 23.
Sama seperti sebelumnya, kita buat garis vertikal untuk angka 12 terlebih dahulu. Kita buat satu garis sebelah kiri untuk mewakili angka 1, dan dua garis sebelah kanan untuk mewakili angka 2.
Nah, untuk dua angka selanjutnya yaitu angka 23 kita buat garis horizontal. Kita buat dua garis diatas untuk mewakili angka 2, dan tiga garis di bawah untuk mewakili angka 3.
Setelah itu, kita hitung titik-titik yang terbentuk dari perpotongan garis tersebut. Namun, disini ada perbedaan, kita menghitung titik dengan membagi menjadi 3 bagian.
Dari penjelasan di atas, kita dapat menghitung jumlah titik untuk ratusan disebelah kiri atas sebanyak 2, jumlah titik untuk puluhan dengan penjumlahan diagonal sebanyak 7, dan jumlah titik untuk satuan di sebelah kanan bawah sebanyak 6. Maka, hasil dari 12 x 23 = 276. Mudah bukan!
Secara keseluruhan, metode perkalian garis dapat memberikan berbagai manfaat bagi siswa, termasuk peningkatan pemahaman, peningkatan akurasi, dan efisiensi yang lebih besar. Disisi lain, metode garis ini juga memiliki kelemahan, jika menghitung dengan bilangan yang lebih besar akan membutuhkan waktu lebih lama. Namun, dengan menggunakan representasi visual, siswa dapat lebih memahami konsep perkalian dan mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam serta dapat memberikan alat yang praktis dan efektif bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan matematikanya dan membangun landasan yang kuat untuk pembelajaran di masa depan.
Penulis : Firlinda Fadhilah Priyantini/Mahasiswa Pendidikan Matematika Untirta
Editor : Ardhilah/BU