Bidikutama.com – Sebelumnya berdasarkan Surat Edaran (SE) akademik yang telah dirilis Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) pada Kamis (25/5) lalu, penyelenggaraan wisuda gelombang 2 resmi diundur kembali. Wakil Rektor (WR) I Bidang Akademik, Pengembangan Inovasi, Pengabdian dan Hilirisasi Riset Agus Sjafari, angkat bicara. (27/5)
Alasan pengunduran wisuda ini karena adanya pelaksanaan National University Debating Championship (NUDC) yang bertempat di Untirta sebagai tuan rumah dalam acara tersebut. Agus memberikan konfirmasi terkait hal ini.
“Sehubungan dengan adanya NUDC, kemungkinan besar wisuda dilaksanakan pada tanggal 17 Juni 2023,” tutur Agus.
Calon wisudawan Teknik Sipil Untirta, Marco Van Basten mengaku kecewa dengan jadwal pelaksanaan wisuda yang tidak konsisten ini.
“Sangat kecewa dengan sistem penjadwalan yang mengalami perubahan dimana sangat berdampak bagi saya pribadi selaku mahasiswa Untirta yang ingin melaksanakan wisuda dengan kehadiran orang tua menjadi tidak bisa. Padahal orang tua saya sudah berada di Tangerang yang datang dari medan untuk acara wisuda ini,” ungkap Marco.
Marco juga menyampaikan kebingungannya terkait jadwal yang dengan mudah terus diubah oleh pihak universitas tanpa memikirkan kepentingan calon wisudawan.
“Cukup bingung dengan sistem informasi yang sudah disebar dapat diubah segampang itu, jikalau memang menjadi tuan rumah dalam suatu kegiatan nasional, menurut saya seharusnya memiliki kesiapan yang matang untuk menjalankan kegiatan tersebut. Jangan sampai mengganggu aktivitas yang ada di kampus terutama kalau memang karena adanya acara tersebut membuat kegiatan wisuda diubah jadwalnya. Mahasiswa merasa dirugikan dengan ketidaksiapan pimpinan universitas ataupun jajarannya,” ujarnya.
Calon wisudawan lainnya, Adam Pratama jurusan Administrasi Publik Untirta juga ikut mengungkapkan kekecewaannya terhadap pelaksanaan wisuda gelombang 2 yang diundur kembali akibat pelaksanaan NUDC.
“Perihal dengan pengunduran jadwal karena terdapat lomba debat Inggris nasional, bagi saya seharusnya pihak kampus mampu membagi prioritas dan berusaha mengonfirmasi terlebih dahulu, dengan setidaknya memberikan rincian informasi kepada para calon wisudawan sedari awal. Karna kalau sudah begini, bukan hanya satu orang saja yang dirugikan, bahkan bisa seluruh calon wisudawan pun merasakan dampaknya,” ungkap Adam.
Adam berharap pihak kampus dapat menetapkan kebijakan yang optimal dan konsisten.
“Semoga pihak kampus mampu untuk menetapkan kebijakan ini seoptimal mungkin, agar tidak ada perubahan lagi dan mampu memegang konsistensi,” harapnya.
Reporter : Annisa Marsya/BU
Penulis : Filliana/BU
Editor : Uswa/BU