Bidikutama.com – Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menggelar aksi demonstrasi di Kampus Sindangsari. Aksi ini digelar pada momentum dies natalis ke-41 Untirta. (13/10)
Pantauan Tim Bidik Utama, aksi digelar di depan gedung rektorat Kampus Sindangsari. Massa pun berkumpul dan membacakan tuntutannya.
“Yang katanya di Untirta itu sangat erat kehidupan demokrasinya. Namun pada hari ini terbukti melihat daripada tingkat kesadaran akan aspirasi yang disampaikan mahasiswanya terhadap pimpinan itu tidak ada. Dipertunjukan dari tingkah laku rektor sendiri, tetapi saya apresiasi kepada WR 2,” ujar Presiden Mahasiswa, Ryco Hermawan dalam orasinya.
“Kebetulan hari ini Untirta ke-41 tahun berdirinya. Kalau misalkan dilihat dari kehidupan manusia, umur segitu sangatlah matang, tingkat kedewasaan dan kebijaksanaannya. Namun hari ini, kita liat masih banyak problematika yang dirasakan oleh mahasiswanya baik dari fasilitas penunjang akademikanya sampai ke hal-hal yang paling mendasar yaitu keamanan,” lanjutnya.
“Hal hal yang ingin kami sampaikan hari ini kami sebut dalam 11 tuntutan,” sebut Ryco.
Selama sekitar 30 menit orasi, belum ada pihak rektorat yang hadir menemui massa. Massa pun menghadang mobil Rektor Untirta, Fatah Sulaiman, yang terlihat akan pergi meninggalkan kampus pada saat itu.
Rektor Untirta, Fatah Sulaiman dan sejumlah Wakil Rektor (WR) pun turun dan hadir menemui massa.
“Baik terima kasih untuk aspirasinya dari seluruh mahasiswa di sini, secara umum kami terbuka dengan adanya masukan karena kami sadar Untirta masih jauh dari sempurna,” tutur WR II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, Pengelolaan Keuangan, Sumber Daya Manusia dan Fasilitas, Kurnia Nugraha.
“Untuk dosen dan kinerja dosen, ini dosen dan Tenaga Didik (Tendik) itu dapat remonerasi, mestinya dengan adanya remonerasi itu kinerjanya lebih baik. Jadi tidak ada alasan dosen dan Tendik di Untirta itu bekerja dengan buruk,” lanjutnya.
Penandatanganan nota kesepahaman pun dicapai antara pihak rektorat dan massa aksi. Aksi diakhiri dengan pembakaran ban dan berlangsung hingga sore hari.
Ahmad Nur Fauzi, menteri advokasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KBM berharap rektorat dapat melihat pelayanan Untirta terhadap mahasiswanya.
“Jadi engga secara teoritis, data kuantitatif, atau data kualitatif, tapi secara lapangannya saja. Kita buktikan langsung,” harapnya.
Reporter : Kirana, Ryan/BU
Penulis : Bila/BU
Editor : Caca/BU