Bidikutama.com – Dalam masyarakat modern, kesehatan mental semakin mendapat perhatian yang lebih besar. Namun, di balik upaya positif untuk mendukung satu sama lain, ada fenomena yang sering diabaikan yaitu “toxic positivity” yang sebenarnya dapat berdampak buruk pada kesehatan mental seseorang. (30/09).
Toxic positivity adalah perilaku yang menuntut diri sendiri maupun orang lain untuk selalu memiliki pikiran dan emosi positif walaupun sedang dalam keadaan buruk. Adapun ciri-ciri seseorang yang terjebak dalam perilaku toxic positivity adalah sebagai berikut:
- Mengkritik individu yang mengekspresikan emosi negatif
Mereka seringkali menilai orang-orang yang mengungkapkan emosi negatif sebagai individu yang kurang kuat atau tidak mampu menghadapi permasalahan. - Merasa bersalah atas perasaan sedih, marah, atau kecewa Mereka merasa bersalah ketika mengalami atau mengekspresikan emosi negatif karena dianggap bahwa emosi negatif tersebut adalah hal yang tidak baik atau tidak sesuai.
- Motivasi yang cenderung menghakimi Orang dengan toxic positivity seringkali memberikan motivasi yang terkesan menghakimi, seperti “Jangan terlalu banyak mengeluh” atau “Kamu harus bersyukur dengan apa yang kamu miliki”.
- Menghindari permasalahan
Individu dengan toxic positivity cenderung mengabaikan atau menghindari permasalahan yang sebenarnya perlu diatasi.
Nah, orang yang terjebak dalam toxic posivity biasanya akan kesulitan untuk mengungkapkan emosi. Sebab, Toxic positivity memaksa seseorang untuk menyembunyikan emosi negatifnya. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan emosi dan potensi ledakan emosi yang lebih besar di kemudian hari.
Selain itu, seseorang mungkin merasa terpaksa menyembunyikan emosi negatifnya, bahkan terhadap diri mereka sendiri. Akibatnya dapat menghambat pemahaman yang sebenarnya mengenai diri mereka.
Dampak negatif toxic positivity lainnya yakni menghambat proses penyembuhan saat individu mengalami kehilangan, trauma, atau perasaan sedih yang mendalam. Penting bagi mereka untuk memiliki waktu yang diperlukan untuk mengatasi emosi mereka dengan alami. Toxic positivity mengurangi ruang ini dengan mendorong orang untuk segera “move on” atau “menghadapi semuanya dengan senyuman.”
Berikut adalah beberapa langkah untuk mengatasi toxic positivity:
- Menerima Emosi
Alihkan perhatian dari menekan emosi negatif ke menerima dan memahami emosi tersebut. Penerimaan bahwa semua orang pasti pernah mengalami hari-hari sulit. - Bicara dengan orang yang dipercaya
Berbicara dengan seseorang yang Kamu percayai tentang perasaan mu. Kerana terkadang, berbicara tentang perasaan kita dapat membantu kita merasa lebih baik. - Cari bantuan tenaga profesional
Pertimbangkan untuk mendapatkan bantuan dari seorang profesional kesehatan mental jika kamu mengalami kesulitan mengelola emosi negatif mu.
Untuk mengatasi fenomena toxic positivity penting bagi kita untuk menyadari bahwa merasakan emosi negatif adalah bagian dari manusiawi yang normal. Oleh karena itu, mari tingkatkan kesadaran kita terhadap toxic positivity dan berupaya menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental, baik untuk diri kita sendiri maupun orang lain.
Sumber :
https://www.alodokter.com/mengenal-lebih-jauh-tentang-toxic-positivity
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-toxic-positivity
Penulis : Adzika/BU
Editor : Adi/BU