Bidikutama.com – Awal September pemerintah memberikan informasi terkait wacana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan telah diresmikan pada (3/9) lalu. Beberapa tanggapan pun datang dari sivitas akademika Untirta.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Vadilla, mengatakan bahwa kenaikan BBM memang dilematis ditengah – tengah masa pemulihan ekonomi pasca pandemi.
“Berdasarkan data Kementerian Keuangan tahun 2021, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia sudah dalam kondisi defisit hingga -5,27%,” ucap Vadilla.
Vadilla menjelaskan jika harga BBM tidak dinaikkan maka beban APBN pada tahun selanjutnya akan lebih berat, meskipun diperkirakan untuk tahun 2022 defisit anggaran APBN turun.
“Dengan target pemerintah, defisit anggaran yang turun ke angka -3%, ini akan menjadi tantangan yang sulit jika BBM tidak dinaikkan,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Vadilla juga menyebutkan jika harga BBM akan berpengaruh pada kenaikkan inflasi.
“Berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK), bensin memiliki bobot 4%. Apabila BBM naik 1% saja, maka inflasi bisa naik sebesar 0,4%.
Tentunya akan berdampak domino pada kondisi di lapangan, terutama pada mayarakat “rentan”, yang langsung merasakan efek dari kenaikan harga BBM ini. Tentunya berefek pada harga transportasi dan harga kebutuhan pokok,” jelasnya.
Tanggapan lain pun datang dari mahasiswa FEB, Muhammad Ilham Abdul Salam. Ia mengungkapkan bahwa salah satu alasan pemerintah menaikkan harga BBM karena kurang tepatnya pemberian subsidi, yang membebani kas negara.
Namun, ia menganggap tindakan yang dilakukan pemerintah tersebut keliru karena tujuan negara adalah mensejahterakan masyarakat, tentunya pencabutan subsidi sangat bertolak belakang.
“Dari sudut pandang saya, sebagai masyarakat pencabutan BBM (subsidi -red) tidak tepat karena dilihat dari dampak yang terjadi sangat membebani masyarakat.
Saya lebih setuju untuk menghapus BLT dan kartu Prakerja dibandingkan pencabutan subsidi BBM,” ujar Ilham.
Ilham juga mengatakan bahwa banyak cara yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pendapatan kas negara melalui kebijakan fiskal serta membuat kebijakan – kebijakan yang dapat menarik para investor untuk berinvestasi di Indonesia.
Reporter : Devia/BU
Penulis : Eni/BU
Editor : Putri/BU