Bidikutama.com – Program makan gratis yang sudah di tunggu-tunggu masyarakat untuk memperbaiki gizi, namun program ini yang awal nya melayani 15.000 per orang kini hanya mampu menyediakan makan gratis dengan biaya 7.500 per orang. Keputusan ini menuai berbagai reaksi dari masyarakat, terutama para orang tua dan ahli gizi. Minggu (21/7)
Adanya penurunan ini disebabkan karena berbagai faktor, diantaranya yakni Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia (APBN) yang kurang untuk makan gratis. Maka dari itu, adanya pengurangan anggaran yang tadinya 15.000 per orang menjadi 7.500 per orang. Anggaran tersebut bisa berubah untuk setiap daerah dan masih dibicarakan untuk tindak lanjut mengenai anggaran makan gratis ini.
Dilansir dari kompas.com pemangkasan anggaran program makan bergizi gratis muncul, usai ekonom Verdhana Sekuritas Heriyanto Irawan mengaku telah bertemu dengan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran.
“Setelah dikomunikasikan angka Rp 71 triliun, tim ekonomi presiden terpilih memikirkan apakah biaya makanan per hari itu bisa diturunkan lebih hemat dari 15.000 ke 9.000 atau 7.500. Bisa kita pahami tentunya mereka mau program itu menyentuh lebih banyak rakyat,” ujar Heriyanto.
Hal ini menjadi salah satu yang tantangan dalam program makan gratis yang bergizi apakah dengan 7.500 ini bisa memenuhi gizi setiap orang sedangkan porsi orang besar ialah 10.000. Maka dari itu pemerintah sedang mempertimbangkan kembali tentang anggaran 7.500 ini dianggap kurang katena anggaran dana APBN yang diberikan yakni senilai 71 T itu maka dari situlah pengurangan per orangan itu.
Meskipun anggaran makan gratis diturunkan menjadi 7.500 kecukupan gizi anak tetap menjadi fokus utama dalam program ini. Namun, belum ada keputusan final mengenai besaran anggaran per porsi, sehingga perlu dipertimbangkan dengan cermat apakah anggaran tersebut sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi anak.
Dilansir dari republika, Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran kini tengah melakukan riset untuk menjalankan program makan gratis. Riset itu dilakukan sekaligus uji coba di lapangan.
Ujar Hasan, saat ini tim pakar telah memulai proyek percontohan atau uji coba terkait program makan bergizi gratis. Uji coba itu dilakukan berdasarkan riset yang secara simultan terus dilakukan.
“Dari sana kita akan mendapatkan finding spending, apa saja hasil temuannya, evaluasi, apa saja yang harus diantisipasi, dan pada akhirnya itu mendapatkan kesimpulan,” ujarnya.
Penulis: Norma/BU
Editor: Ardhilah/BU