Bidikutama.com – Per (27/3) lalu, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Fatah Sulaiman, telah mengeluarkan kembali surat edaran. Sebagian besar isi dari surat edaran tersebut menginstruksikan agar seluruh kegiatan akademik dilakukan secara online. Tak terkecuali bagi sidang skripsi, seminar proposal (sempro), atau sejenisnya, yang juga diimbau dilakukan secara online, seperti yang termaktub dalam poin ke-4 surat edaran. (6/4)
Tim Bidik Utama pun menanyakan perihal mekanisme sidang online ini kepada Agus Sjafari selaku Wakil Rektor (WR) I Bidang Akademik, Pengembangan Inovasi, Pengabdian dan Hilirisasi Riset. Agus menerangkan, seluruh sidang memang disarankan untuk dilakukan secara online, tetapi jika tidak memungkinkan bisa tetap dilakukan manual atau tatap muka.
“Kalau memungkinkan, disarankan dilakukan secara online, tapi kalau tidak memungkinkan dapat minta ke prodi untuk dilaksanakan secara manual, tetapi dengan memenuhi ketentuan pemerintah tentang physical distancing,” terang Agus.
“Kalau kondisinya masing-masing di rumah, sepertinya menjadi beban masing-masing kalau menggunakan SPADA, mungkin kuota sangat kecil, coba didiskusikan ke prodi masing-masing dan lebih teknis bisa didiskusikan dengan Kepala Pusdainfo,” tambahnya.
Dukungan untuk tetap melaksanakan sidang di tengah pandemi Virus Corona pun hadir dari mahasiswa, salah satunya ialah Gilang Lian Putra. Mahasiswa asal jurusan Agribisnis itu menyampaikan bahwa sidang harus tetap dilaksanakan sekalipun tidak secara online.
“Tugas akhir (red- skripsi) harus tetap berjalan, meskipun saat ini banyak hambatan dalam proses pengerjaannya. Kebijakan yang dikeluarkan dari pihak rektorat berupa sidang sempro, sidang kolokium, dan sidang akhir skripsi secara online cukup membantu mahasiswa dalam menjalankannya. Namun dengan demikian banyak juga yang kontra terhadap kebijakan tersebut. Banyak hal yang membuat kebijakan tersebut kurang diterima oleh sebagian mahasiswa (khususnya jurusan agribisnis),” ujarnya.
Gilang menambahkan bahwa meskipun sidang secara online cukup membantu mahasiswa, tapi tetap saja tidak akan terhindar dari kendala-kendala. “Banyak dari mahasiswa yang belum mendapatkan data, terlebih lagi mereka harus terjun ke lapangan untuk memperoleh data dan juga bertemu dengan para responden. Bagaimana mereka dapat melaksanakan sidang secara online jika datanya tidak ada?” ungkap mahasiswa angkatan 2016 itu.
“Kendala lainnya yaitu dosen-dosen pembimbing skripsi yang sulit dihubungi ketika bimbingan, apalagi untuk melakukan sidang secara online mungkin akan lebih sulit untuk menentukan jadwal,” tutup Gilang,
Reporter: Bladys/BU
Penulis: Audi/BU
Editor: Rara/BU