Bidikutama.com – Beberapa waktu lalu dalam diskusi panjang kali lebar antar mahasiswa pada sebuah grup WhatsApp, secara mendadak salah satu kakak tingkat saya bertanya, “Kok kolom komentar IG BEM Untirta ditutup?”.
Saya sempat terkejut, lantas segera mengecek sendiri lewat gawai yang saya miliki. Dan benar, memang ditutup.
Sebetulnya, dalam kolom komentarnya bertuliskan “Komentar di kiriman ini sudah dibatasi”, namun tidak ada komentar sama sekali, sehingga saya pikir sama saja dengan ditutup.
Dalam kebingungan, saya mencoba berbaik sangka dengan bersafari pada beberapa posting-an terakhir akun @bemkbmuntirta.
Saya mencari keterangan atas pembatasan kolom komentar ini. Namun, seperti dugaan saya, ternyata memang tidak ditemukan keterangan apapun mengenai ihwal tersebut.
Dalam wara-wiri saya pada akun @bemkbmuntirta, hanya ditemui komentar terakhir yang pernah dilakukan masyarakat Untirta, yaitu pada posting-an tanggal 11 Juni 2020. Untuk postingannya silakan dilihat pada link berikut:
https://www.instagram.com/p/CBTDLIylVn4/?utm_source=ig_web_copy_link
Kemudian, saya mencoba bertanya pada beberapa rekan, apakah mereka mengetahui bahwa akun @bemkbmuntirta saat ini sudah membatasi kolom komentarnya.
Ternyata, banyak dari mereka pun tidak mengetahuinya. Ada juga yang sebetulnya sudah menyadari sejak lama dan mencoba memberikan respons kepada BEM KBM.
Namun, seperti yang kalian duga, tidak ada yang berubah. Karena saya pikir Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa Untirta sedang sibuk mengurusi beberapa keperluan, akhirnya saya putuskan untuk sedikit menyampaikan protes terhadap penutupan kolom komentar pada akun @bemkbmuntirta melalui salah satu pers kampus.
Ruang Diskusi Digital Terbuka
Kolom komentar pada sebuah media sosial maupun pada sebuah website memang memiliki dampak negatif dan positif, terkadang menjadi pelampiasan ujaran SARA serta kebencian.
Namun, dalam sisi positifnya juga mempunyai manfaat yang cukup besar. Kolom komentar, dalam hal ini Instagram, dapat menjadi argumen alternatif ketika ada yang salah dalam sebuah posting-an.
Kolom komentar dapat menjadi ruang publik bagi siapapun untuk beradu argumen, jika memang ada yang perlu dikritisi dalam sebuah posting-an, karena memang @bemkbmuntirta bukan akun yang mengatasnamakan pribadi.
Saat pengguna satu sama lain dapat berargumen, pengguna yang lain dapat menyimak, mendapatkan informasi baru, dan membuat penilain sendiri terhadap komentar yang diberikan akun lain.
Joseph M. Reagle Jr., seorang profesor komunikasi di Universitas Wortheastern mengungkapkan, kolom komentar sejatinya merupakan ‘jendela yang bernilai untuk memahami bagaimana orang-orang bertaut dan berinteraksi satu dengan lainnya dalam zaman digital’.
Reagle pun mengungkapkan bahwa kolom komentar bisa digunakan untuk memahami seseorang. “Saya berpikir kita dapat memahami tentang kelakuan manusia dari situ (kolom komentar -red). Komentar dapat meningkatkan kita, mempertajam kita, mengasingkan kita, dan menertawakan kita,” ujarnya.
Dalam penelitian lain yang diinisiasi Universitas Gerorge Mason dan Universitas Wisconsin Madison, mengungkapkan bahwa kolom komentar membuat pembaca tidak fanatis terhadap informasi tertentu agar cenderung mempertanyakan keabsahaannya.
Dan menurut saya pun sah-sah saja publik mempertanyakan keabsahan informasinya. Karena, akun Instagram-nya saja mengatasnamakan keluarga besar mahasiswa (KBM), maka tidak salah jika mahasiswa Untirta mempertanyakan kembali informasi yang mereka terima.
Saya mencoba menangkap kekhawatiran admin @bemkbmuntirta dalam menutup kolom komentarnya. Salah satu yang saya tangkap alasan ditutupnya kolom komentar @bemkbmuntirta adalah adanya anonimitas pada akun-akun yang berkomentar.
Karena, biasanya anonimitas banyak berkomentar SARA dan sebagainya. Namun, saya pikir itu hanya persoalan teknis yang seharusnya dapat ditindak, bisa dengan menggunakan moderasi komentar dan beberapa cara lain, bukan justru menutup ruang diskusinya (kolom komentar -red).
Akun Publik Mahasiswa Untirta
Akun @bemkbmuntirta sejatinya adalah milik seluruh mahasiswa Untirta, yang pengelolaannya dilakukan oleh pengurus BEM Untirta.
Pengurus BEM Untirta dipilih dan bertanggungjawab kepada Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa Untirta. Presma dan Wapresma Untirta dipilih dan bertanggungjawab secara etis kepada mahasiswa Untirta.
Maka, kedaulatan tertinggi seharusnya ada pada mahasiswa Untirta. Lantas, bagaimana dapat berdaulat jika berkomentar pada akun Instagram saja dibatasi?
Era Baru Demokrasi Digital
Dalam Pasal 49 Ayat (4) UU KBM UNTIRTA disebutkan bahwa salah tugas dan wewenang BEM adalah “Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan organisasi”.
Menyampaikan pendapat dalam bentuk krtitik, saran, dan sebagainya juga merupakan hal dasar dalam berdemokrasi.
Tidak ada yang salah perihal mengintrupsi sebuah informasi, terutama pada kolom komentar akun publik. Etikanya bukan terletak pada sopan atau tidaknya komentar yang diberikan, melainkan terletak pada kemampuan mengargumentasikan komentar tersebut.
Bila komentarnya berbentuk pujian yang tidak argumentatif, kesantunannya tidak akan menyembunyikan kebodohan komentarnya. Pun bila kritik komentarnya tidak argumentatif, bisingnya tidak akan membuat pemilik komentar terlihat cerdas.
Tiga alasan di atas merupakan bentuk protes saya terhadap akun Instagram @bemkbmuntirta. Saya tidak benci dengan penutupan kolom komentar akun tersebut, saya hanya khawatir jika bentuk penyampaian pendapat yang paling sederhana lewat kolom komentar saja sudah dibatasi, bagaimana dengan hal-hal lain yang lebih besar nanti?
Padahal, lebih dari sekadar menyampaikan pendapat, kolom komentar juga dapat bertransformasi menjadi ‘stetoskop’ yang dapat melakukan pemeriksaan terhadap sebuah informasi.
Terakhir, saya pikir tidak seharusnya kolom komentar media publik ditutup. Jika ingin terus dilakukan, saya khawatir Freedom House, lembaga internasional penilai level demokrasi negara di dunia, nantinya ikut menilai kemerosotan tingkat demokrasi di Untirta.
Dan yang saya lebih khawatirkan lagi, saya salah merespons kejadian dengan sebuah pertanyaan, jangan-jangan pertanyaannya bukan, “Kenapa kolom komentar akun @bemkbmuntirta ditutup?”, tapi “Apakah admin akun @bemkbmuntirta tidak bisa membuka kembali kolom komentarnya setelah salah klik?”.
Tidak ada yang tahu, karena saya sendiri bukan pengelola akunnya.
Penulis : Itmamul Wafa Sidiq (Mahasiswa Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Semester V)
Editor : Thoby/BU